Dialog Apindo Capres 2024

Janji Capres Manis Semua, Uangnya Dari Mana Pak Anies?

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
11 December 2023 13:49
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan memberikan pemaparan dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan memberikan pemaparan dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebanyakan Calon Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilihan 2024 melemparkan 'janji manis' dalam setiap kampanye kepada masyarakat. Jarang sekali calon pimpinan pemerintah masa depan ini mengungkapkan sumber atau cara untuk mendapatkan uangnya.

Hal ini yang ditanyakan Gita Wirjawan kepada Anies Baswedan dalam acara Dialog Apindo-Debat Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023).

Apa jawaban Anies?

Anies menyadari, ruang fiskal pemerintah sangat terbatas untuk membiayai banyak program agar terciptanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Salah satu yang dilakukan Anies dengan harmonisasi pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.

"BUMN tidak boleh jadi yang mematikan swasta. BUMN harus beri ruang," ungkap Anies.

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan saat menghadiri acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan saat menghadiri acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dengan demikian, swasta bisa terus bertumbuh mengikuti mekanisme pasar. Ketika swasta menjadi besar, maka keuntungannya akan bisa dimanfaatkan negara melalui penerimaan pajak, bea cukai dan lainnya.

Langkah selanjutnya, kata Anies yang harus dibereskan adalah institusi pajak. Anies percaya pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN), di mana memisahkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) dari Kementerian Keuangan.

"Kami lihat perlu ada Badan Penerimaan Negara yang beda dengan treasury," tegasnya.

"Kedua, membereskan praktek bad governance di aspek revenue. Korupsi di aspek spending itu heavily di monitor. Tapi menyelamatkan pemasukan dari persoalan bea cukai, perpajakan, itu bocor-bocor di situ tidak boleh ditolerir," terang Anies.

Caranya adalah dengan menempatkan orang terbaik dan pemanfaatan teknologi. "Kita bangun teknologi sehingga bisa selamatkan revenue yang hilang. Sebuah tim menggambarkan lost of revenue yang angkanya fantastis, ini harus dikoreksi dengan jangka pendek," paparnya.

Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan memberikan pemaparan dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Calon Presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan memberikan pemaparan dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Anies menambahkan, kebijakan pajak juga akan membantu terciptanya pemerataan terutama terhadap dunia usaha. "Pajak jadi mekanisme untuk membesarkan yang kecil dan tidak mengecilkan yang besar," imbuhnya.

Menurut Anies, aktivitas sosial harus dikenakan pajak yang lebih kecil. Sementara yang bersifat produktif dikenakan proporsional dan konstruktif lebih tinggi.

"Kegiatan konstruktif yang sifatnya mewah itu ada pajak yang lebih tinggi. Jadi prinsipnya fairness. Jadi gak cuma meningkatkan perpajakan, tapi juga kasih insentif dan disinsentif," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular