
Jreng..Dunia Desak PBB Larang Drone AI Untuk Senjata Pembunuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel dan sejumlah negara lain dilaporkan tengah mengembangkan senjata yang didukung teknologi Artificial Intelligence (AI). Ini membuat banyak negara mendesak PBB membuat kebijakan larangan teknologi itu untuk menciptakan drone sebagai senjata pembunuh.
Mengutip The Times, Minggu (3/12/2023), Israel jelas menentang usulan tersebut. Amerika Serikat (AS), Rusia dan Australia juga punya pendapat yang sama karena ingin tidak ada batasan untuk pengembangan teknologi di dunia militer.
Ketua negosiator Austria, Alexander Kmentt menekankan senjata otomatisasi bisa membuat perubahan fundamental. Selain itu juga memicu masalah hukum dan etika.
AS dan China diketahui mengembangkan drone AI itu. Kabarnya teknologi itu cukup canggih karena bisa mendeteksi dan membidik target secara akurat.
Pengembangan drone AI di AS itu telah dilaporkan awal tahun ini. Mengutip Business Insider, negara itu menyiapkan ribuan drone untuk kebutuhan militer.
Tujuannya untuk mengatasi kekuatan militer China. Kedua negara diketahui memiliki hubungan yang tidak selalu baik.
"Kita akan melawan pasukan China dengan pasukan kita. Namun, pasukan kita lebih sulit diakali, sulit dijatuhkan, sulit dikalahkan," Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Kathleen Hicks, Agustus lalu, dikutip dari Reuters.
Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall mengatakan drone AI akan memiliki kemampuan membuat keputusan militer dengan supervisi manusia.
Kabarnya drone AI telah digunakan dalam perang Ukraina dengan Rusia. Namun tidak jelas seberapa besar dampak kehancurannya.
Laporan pengembangan drone AI ini terjadi saat Israel menyerang Gaza sejak beberapa waktu terakhir. Israel sempat menyepakati gencatan senjata pada 23 November lalu, lalu ditunda.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]