Laporan dari COP28 Dubai UEA

Yoki Firnandi Ungkap Komitmen PIS Capai NZE di Tahun 2060

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
02 December 2023 18:45
CEO PIS Yoki Firnandi dalam salah satu sesi talkshow di Paviliun Indonesia COP28, Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (2/12/2023). (Muhammad Iqbal/CNBC Indonesia)
Foto: CEO PIS Yoki Firnandi (kedua dari kanan) dalam salah satu sesi talkshow di Paviliun Indonesia COP28, Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (2/12/2023). (Muhammad Iqbal/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina International Shipping (PIS) menegaskan komitmen untuk mendukung target net zero emission yang ditargetkan pemerintah Indonesia dapat dicapai pada 2060. Penegasan itu disampaikan CEO PIS Yoki Firnandi dalam salah satu sesi talkshow di Paviliun Indonesia COP28, Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (2/12/2023).



Dalam paparannya, Yoki menjelaskan, setiap tahun sektor perkapalan memproduksi 1.000 megaton CO2 atau setara dengan 3% emisi global. Angka ini diprediksi meningkat 50% di 2050 jika tidak ada tindakan konkret yang dilakukan.

"Itulah mengapa International Maritime Organization (IMO) telah meluncurkan Green House Gas strategy 2023 untuk mengurangi 70% dari total emisi pada 2050 atau setara 1.000 mega ton CO2," ujar Yoki.

Berdasarkan studi terbaru, 1/3 emisi bisa dikurangi melalui beragam inisiatif efisiensi. Sedangkan 2/3 sisanya membutuhkan dukungan dari sisi campuran bahan bakar rendah karbon.

"Ini menjadi tantangan bagi sektor maritim," kata Yoki. Menurut dia, PIS memproduksi 1,9 megaton CO2 setiap tahun. Pada tahun lalu, jumlahnya bisa dikurangi sebesar 9%.

"Ini tak lepas dari inisiatif yang kami lakukan, khususnya dalam menghemat bahan bakar, melakukan inisiatif dari sisi operasi seperti membatasi kecepatan kapal, melakukan pembersihan kapal secara teratur, dan modifikasi desain kapal," ujar Yoki.

"Inisiatif lainnya adalah penerapan kebijakan B35 yang bisa membantu kami mengurangi emisi dari operasional kapal di Indonesia," lanjutnya.

Lebih lanjut, Yoki mengatakan, PIS sudah memiliki peta jalan demi mencapai NZE di 2060. Terdapat lima kunci untuk mencapai tujuan tersebut, khususnya dalam menggunakan bahan bakar rendah karbon atau nol karbon di masa depan.

"Pertama, tentu kita membutuhkan regulasi yang jelas, khususnya untuk operasional domestik. Dan kita tahu ada concern dari semua stakeholder, tapi konsistensi dalam menggunakan bahan bakar yang rendah emisi sangat penting," ujar Yoki.

Kedua, lanjut dia, kemajuan teknologi. Yoki bilang sekarang ada dua jenis kapal yang dibangun di tataran global, yaitu 60% gas/LNG dan 40% biofuel.

"Kita belum melihat perkembangan teknologi signifikan seperti amonia dan hidrogen untuk mendukung industri maritim di masa depan," kata Yoki.

"Ketiga, kita butuh mobilisasi sektor keuangan. Kapal baru, kapal berteknologi baru membutuhkan belanja modal yang lebih besar dibandingkan kapal konvensional," lanjutnya.

Keempat, menurut Yoki, sektor keuangan memiliki peranan penting dalam mendukung para pemain di sektor maritim berinvestasi pada pembelian kapal baru. Terakhir, ketersediaan dan keterjangkauan dari jenis bahan bakar baru spesifik di Indonesia.

"Kita sangat berkomitmen dengan peta jalan demi mencapai NZE di 2060. Tapi ada beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh kami. Itu membutuhkan komitmen dari semua stakeholder dan regulator di industri ini," ujar Yoki.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Kapal PT PIS Mulai Menggunakan Bahan Bakar B30

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular