
Kereta Cepat Whoosh Tembus Kota Bandung, Ini Efek Dahsyatnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana bakal memperpanjang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh hingga ke Kopo wilayah Kota Bandung, Jawa Barat. Jika rencana ini jadi, maka properti di sekitaran wilayah Bandung bakal semakin bergeliat.
CEO Leads Property Hendra Hartono menyoroti salah satu fokusnya pada perhotelan. Bukan tidak mungkin bakal masif pembangunan hotel utamanya di sekitaran stasiun.
"Dampak terhadap properti di Bandung sangat menjanjikan karena Bandung sebagai tujuan wisata orang Jabodetabek yang tidak lagi harus mengandalkan kendaraaan pribadi sehingga pembangunan hotel akan semakin marak tidak hanya untuk wisata tapi juga MICE," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (1/12/2023).
Ketika MICE makin bergerak, maka arahnya kota Bandung bukan hanya dominan sebagai tempat wisata melainkan konferensi. Hendra pun tidak yakin dampak wilayah pegunungan seperti Lembang terdampak masif karena kemacetan dan kurangnya infrastruktur ke arah Lembang. Namun, harga tanah dan properti lain seperti rumah tapak bakal ikut terkerek.
"Kenaikan harga tanah di kisaran stasiun akan bisa naik 5%-8% per tahun, sedangkan rumah tapak dan apartemen bisa naik di kisaran 10% dikarenakan kesediaan lahan kosong di sekitar stasiun masih relatif banyak," sebut Hendra.
![]() Penampakan ruang kemudi Kereta Cepat Whoosh. (Dok: KCIC) |
Pergerakan masyarakat antara dua kota Jakarta dan Bandung pun bakal semakin masif karena target tujuan Bandung ada di wilayah kotanya.
"Bandung bisa menjadi kota satelit dan penyanggah Jakarta tanpa harus indekost di Jakarta lagi dan beli rumah atau apartemen di Bodetabek buat orang yang warga Bandung sehingga apartemen dan rumah tapak dalam radius 3-5 km dari stasiun akan dilirik," sebut Hendra.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menerangkan bahwa usulan pengembangan stasiun kereta api cepat di daerah Kopo sudah menjadi pertimbangan. Namun belum dapat dilaksanakan terkait dengan keterbatasan pendanaan serta izin penggunaan lahan di daerah tersebut.
"Terdapat lahan sekitar 30 hektare di Kopo dan itu memungkinkan (dibangun stasiun), tetapi KCIC belum ada dana untuk itu," ucapnya.
Senada dengan hal tersebut, Plt Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi, Rifky Setiawan menyebutkan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai pembangunan stasiun di Kopo. Saat ini, fokus pendanaan dilakukan terhadap 4 stasiun yang sudah beroperasi yaitu Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar.
"Kalau nanti dibutuhkan 1 stasiun lagi, kami (Kemenkomarves) akan menyoroti dari sisi pendanaan," ungkapnya.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 31 Penumpang Tertinggal KA Cepat Whoosh, Ini Kronologinya
