
Intip Masa Depan KPK di Tangan Anies-Prabowo-Ganjar

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim kampanye dari tiga calon presiden dan wakil presiden memaparkan visi-misinya terkait pemberantasan korupsi dalam program Your Money Your Vote di CNBC Indonesia pada Rabu, (29/11/2023).
Salah satu yang paling disorot oleh tim sukses capres dan cawapres adalah masa depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Seperti diketahui, KPK saat ini sedang 'babak belur' karena ketuanya, Firli Bahuri ditetapkan menjadi tersangka korupsi pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Berikut ini merupakan rencana para capres-cawapres memulihkan kepercayaan publik terhadap KPK apabila terpilih dalam Pemilihan Presiden 2024.
1.Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Anggota Dewan Pakar Tim Nasional AMIN, Bambang Widjojanto mengatakan akan mengembalikan lagi marwah dan kehormatan KPK seperti dahulu. Caranya dengan mengembalikan independensi dan integritas di KPK.
Bambang mengatakan proses seleksi pimpinan maupun pegawai KPK harus diperketat. Dengan demikian, hanya orang yang benar-benar berintegritas yang akan terpilih menjadi pegawai di KPK.
Menurut dia, seluruh upaya perbaikan ini perlu melibatkan publik. "Karena tidak ada pemberantasan korupsi tanpa pelibatan partisipasi publik," kata dia.
Dia menyebut minimnya peran publiklah yang menjadi penyebab sosok Firli Bahuri bisa menjadi Ketua KPK. Dia mengatakan pada saat proses pemilihan, kelompok masyarakat sipil sebenarnya banyak memberikan catatan merah terhadap Firli. Namun, informasi itu tidak digubris oleh panitia seleksi dan Komisi III DPR RI. "Buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya," ujar dia.
2. Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Prabowo-Gibran menyatakan komitmennya untuk memperkuat KPK. Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Darwin Ginting menyebut komitmen itu tertulis dalam program kerja jagoannya. "Pak Prabowo sepakat KPK harus diperkuat dan itu masuk dalam program kerja kami," kata dia.
Dia menjelaskan salah satu cara Prabowo-Gibran memperkuat KPK adalah dengan mengubah status lembaga itu dari ad hoc, menjadi lembaga permanen. Menurut dia, sejumlah negara sudah melakukan hal serupa agar pemberantasan korupsi semakin kuat. "Mempermanenkan itu kenapa tidak," kata dia.
Darwin mengatakan seleksi pimpinan KPK juga perlu diperketat. Dahulu, kata dia, seleksi pimpinan KPK dianggap sangat mengerikan dan paling sulit. Standar integritas pimpinan KPK, kata dia, harus dibuat setara dengan malaikat. "Orang mengatakan menjadi anggota KPK itu harus setengah malaikat, artinya orang berharap banyak pada lembaga tersebut," kata dia.
Dia mengatakan keberadaan KPK yang kuat akan menguntungkan rakyat. Maka itu, kata dia, untuk memperkuat KPK Prabowo-Gibran akan melibatkan partisipasi dari semua pihak. "Kita berdoa dan menjadi semangat kita semua, tidak mungkin membuat KPK besar hanya oleh sekelompok orang, harus sama-sama," kata dia.
3. Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Johan Budi mengatakan KPK yang sekarang lemah karena undang-undangnya direvisi pada 2019. Revisi itu, kata dia, mengubah sejumlah aspek yang sebenarnya menjadi dasar KPK tetap bertaji memberantas korupsi.
Dia mencontohkan beberapa perubahan dalam UU yang menggerus kekuatan komisi antikorupsi. Dia bilang dulu KPK berstatus independen, tidak di bawah presiden.
Perubahan status pegawai menjadi ASN, kata dia, menjadi problem selanjutnya karena mengubah standar kode etik dan perilaku yang melekat pada para personel komisi antirasuah. Kewenangan KPK dalam menghentikan penyidikan, kata dia, memperparah kondisi ini.
Karena itu, Johan Budi mengatakan Ganjar-Mahfud membuka opsi untuk kembali melakukan revisi terhadap UU KPK.
"KPK harus diperkuat secara kelembagaan, lembaga diperkuat bisa dengan kita revisi UU," kata dia. Selain itu, Johan mengatakan perbaikan KPK juga akan dilakukan dengan memperketat proses seleksi pegawai.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seru! Prabowo Sebut Ganjar Gubernur, Anies Profesor