15 Update Gaza, Gencatan Senjata Hamas Israel-Kapal Perang AS
Dafar Isi
- Hamas dan Israel Perpanjang Gencatan Senjata Tapi..
- Hamas Bebaskan 11 Sandera Israel
- Israel Bebaskan 33 Tahanan Palestina
- Badan Dunia Respons Gencatan Senjata Diperpanjang
- Pasukan Israel Tembak Mati Warga Tepi Barat
- Ribuan Anak-Anak Palestina Tewas
- Gencatan Senjata Permanen
- Pembantaian Ngeri di Gaza
- Penembak Tiga Mahasiswa Palestina Ditangkap
- Pemimpin Sayap Kanan Inggris
- Pasukan Israel Siap Perang Lagi
- Blinken Bakal Kunjungi Israel
- Elon Musk Dukung Israel
- Rusia Ngamuk ke Israel
- Kapal AS Diserang Rudal Balistik
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Israel melawan kelompok Palestina, Hamas, di Jalur Gaza kini memasuki beberapa update terbaru. Di antaranya terciptanya kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata.
Perpanjangan gencatan senjata terjadi berkat intervensi Qatar dan Mesir, mediator utama perjanjian awal. Lalu bagaimana update terkininya?
Berikut dikutip CNBC Indonesia dari berbagai sumber Selasa (28/11/2023).
Hamas dan Israel Perpanjang Gencatan Senjata Tapi..
Gencatan senjata sementara di Gaza, yang dilakukan Hamas dan Israel, diperpanjang. Sebelumnya jeda perang itu telah berlangsung empat hari.
Mengutip pembaruan Al-Jazeera, Selasa dini hari, pernyataan langsung dikatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari. Meski demikian, gencatan senjata hanya akan diperpanjang 48 jam alias dua hari.
"Kami berharap ... kita akan meningkatkan jumlah sandera yang keluar dari Gaza," katanya.
"Setiap hari yang bisa kita beli dengan ketenangan, tentu saja sangat berharga bagi masyarakat Gaza, terutama dalam hal mendatangkan bantuan kemanusiaan," tegas Al-Ansari lagi.
Ia pun mengatakan selama 48 jam ke depan negosiasi baru akan dilakukan. Khususnya untuk memperpanjang gencatan senjata dan menjamin pembebasan lebih banyak tawanan sipil.
"Kami berharap momentum ini... akan membantu kami membuka pintu perundingan untuk gencatan senjata yang lebih langgeng dan berkelanjutan," tambahnya.
"Prioritas kami adalah mengajak pihak-pihak yang paling berisiko keluar sebelum membahas isu-isu jangka panjang," ujarnya.
"Tentu saja, segera setelah kami menyelesaikan masalah perempuan dan anak-anak, dan kemudian laki-laki sipil, kami akan mulai bernegosiasi mengenai personel militer yang ditahan di Gaza."
Diketahui Qatar menjadi mediator konflik Israel dan Hamas. Mesir juga mengambil peran yang sama dalam konflik ini.
Hamas dikatakan sejumlah media membenarkan perpanjangan senjata. Namun belum ada komentar langsung dari Israel meski seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa kesepakatan telah tercapai.
Pengumuman perpanjangan tersebut muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, utusan utama Uni Eropa (UE) Josep Borrell, dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menambahkan seruan untuk menghentikan pertempuran lebih lama. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan langkah perpanjangan sebagai "secercah harapan dan kemanusiaan di tengah kegelapan perang".
Hamas Bebaskan 11 Sandera Israel
Israel telah mengkonfirmasi pembebasan 11 sandera dari penawanan Hamas di Jalur Gaza. Di antara mereka yang dibebaskan termasuk anak kembar berusia tiga tahun, dan semuanya diculik dari rumah mereka di wilayah kibbutz yang sama.
Hal ini menjadikan jumlah warga Israel yang dibebaskan berdasarkan gencatan senjata menjadi 50 orang, ari sekitar 240 sandera yang ditangkap pada tanggal 7 Oktober. Bersama mereka dibebaskan pula 19 sandera berkewarganegaraan lain.
Israel Bebaskan 33 Tahanan Palestina
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut sebanyak 33 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel akan ditukar dengan pembebasan 11 sandera Israel di Gaza. Hamas mengatakan pihaknya telah menerima daftar nama warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dan dijadwalkan akan dibebaskan.
Daftar tersebut mencakup tiga tahanan perempuan dan 30 anak-anak. Sejauh ini, 117 warga Palestina telah dibebaskan dari penjara Israel.
Badan Dunia Respons Gencatan Senjata Diperpanjang
Badan-badan bantuan dunia menyambut baik perpanjangan dua hari gencatan senjata di Gaza. Tetapi mereka menyuarakan kekhawatiran bahwa dimulainya kembali serangan Israel terhadap Hamas akan menyebabkan krisis kemanusiaan yang lebih dalam di kalangan warga Palestina.
Kekhawatiran khusus adalah dampaknya terhadap masyarakat di kawasan padat penduduk di bagian selatan Jalur Gaza, dimana sekitar 2 juta orang kini tinggal di sekitar Khan Younis dan tempat lain. Banyak yang melarikan diri ke selatan setelah Israel meminta mereka mengevakuasi wilayah utara sekitar Kota Gaza bulan lalu.
Pasukan Israel Tembak Mati Warga Tepi Barat
Seorang pria Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Kabar ini dilaporkan oleh Al Jazeera mengutip Kementerian Kesehatan Palestina.
Pria itu dibunuh oleh pasukan Israel setelah berunjuk rasa membakar ban di Beitunia, dekat Ramallah. Ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah pasukan Israel memasuki kota tersebut.
Ribuan Anak-Anak Palestina Tewas
Lebih dari 14.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 wanita. Data ini disampaikan oleh duta besar Palestina untuk PBB.
Tulisnya dalam surat kepada dewan keamanan PBB pada Senin menyebut ribuan jenazah anak-anak lainnya masih berada di bawah reruntuhan. Hingga kini proses evakuasi masih dilakukan.
Gencatan Senjata Permanen
Sementara itu, diplomat utama UE Josep Borell mendesak gencatan senjata di Gaza diperluas menjadi gencatan senjata permanen. Namun, ia mengatakan bahwa "rakyat Palestina tidak bisa membayar atas tindakan Hamas".
Josep Borrell, pada konferensi pers Senin, seperti dikutip Guardian, mengatakan "tidak masuk akal memberikan makanan kepada seseorang yang akan dibunuh keesokan harinya". Karenanya, tegasnya, semua pihak harus menghentikan pemboman.
Pembantaian Ngeri di Gaza
Seorang ahli bedah di London menceritakan pengalamannya menyaksikan "pembantaian besar-besaran" selama 43 hari pemboman di Gaza. Ia mengatakan bahwa penghancuran sistem kesehatan Palestina adalah tujuan militer dalam perang tersebut.
Prof Ghassan Abu-Sittah, seorang ahli bedah plastik dan rekonstruksi, menceritakan pemandangan mengerikan di rumah sakit al-Ahli Arab dan Dar al-Shifa. Ini ketika rumah sakit tersebut berhenti berfungsi dan mengatakan bahwa dia menyaksikan penggunaan amunisi fosfor putih.
Penembak Tiga Mahasiswa Palestina Ditangkap
Seorang tersangka ditangkap pada Minggu atas penembakan terhadap tiga mahasiswa Palestina di Burlington, Vermont, malam sebelumnya. Namun tersangka Jason J Eaton (48) mengaku tidak bersalah pada sidang dakwaan pada Senin.
Ketiga korban, yakni Hisham Awartani, Kinnan Abdalhamid dan Tahseen Ali Ahmed, ditembak saat sedang dalam perjalanan ke rumah nenek Awartani untuk makan malam Thanksgiving. Joe Biden mengungkapkan kengeriannya atas penembakan tersebut dan menegaskan kembali bahwa "tidak ada tempat untuk kekerasan atau kebencian di Amerika".
Pemimpin Sayap Kanan Inggris
Pemimpin sayap kanan Stephen Yaxley-Lennon didakwa setelah menghadiri unjuk rasa menentang antisemitisme di London pada Minggu. Polisi Metropolitan mengatakan Yaxley-Lennon, yang menggunakan nama Tommy Robinson, telah didakwa gagal mematuhi perintah yang melarang dia memasuki area demonstrasi.
Pasukan Israel Siap Perang Lagi
Yoav Gallant, menteri pertahanan Israel, mengatakan kepada pasukannya pada Senin bahwa ketika pertempuran dimulai kembali, "kekuatannya akan lebih besar, dan akan terjadi di seluruh jalur".
"Anda sekarang punya waktu beberapa hari, kami akan kembali berperang, kami akan menggunakan jumlah kekuatan yang sama dan lebih banyak lagi," kata Gallant.
Blinken Bakal Kunjungi Israel
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat minggu ini. Ini merupakan kunjungan ketiganya ke Timur Tengah sejak perang Israel-Hamas dimulai.
Blinken akan melakukan perjalanan ke Israel dan Tepi Barat setelah menghadiri pertemuan pada Selasa dan Rabu di Brussels dan Skopje, Makedonia, menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
"Menlu AS akan menekankan perlunya mempertahankan peningkatan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, menjamin pembebasan semua sandera dan meningkatkan perlindungan bagi warga sipil di Gaza," demikian pernyataan resmi seperti dikutip Reuters.
Elon Musk Dukung Israel
Bos Tesla Elon Musk dilaporkan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Senin waktu setempat. Ia mengunjungi kibbutz, area yang menjadi sasaran serangan Hamas, 7 Oktober dan menyatakan dukungannya terhadap perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza.
Kunjungan tersebut terjadi di tengah kontroversi yang ia buat baru-baru ini. Dirinya telah memicu kemarahan dengan menyebut postingan media sosial yang dianggap mendukung anti-semitisme, di mana ia menegaskan teori konspirasi soal orang-orang kulit putih di Barat telah digantikan oleh immigran di Selatan dengan bantuan Yahudi.
Mengutip Al-Jazeera, setelah mengunjungi kibbutz bersama Netanyahu, Musk mengatakan dalam percakapan bahwa "sangat mengejutkan melihat lokasi pembantaian" di sana. Ia bahkan berujar Israel "tidak punya pilihan" selain melenyapkan Hamas.
Kunjungan ini dilakukan pada hari keempat gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang kini diperpanjang. Di mana Israel melepaskan tahanan Palestinanya dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas.
Musk juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan tersebut akan menggarisbawahi "perlunya bertindak untuk memerangi meningkatnya antisemitisme online".
Hal sama juga diberitakan Russia Today (RT). "Israel tidak punya pilihan selain menghancurkan Hamas," tulis media itu mengutip Musk.
Ia mengutarakan itu, saat Netanyahu menjelaskan soal yang dilakukan pemerintah Israel dan menggambarkan Hamas sebagai "kultus kematian" yang bersembunyi di balik warga sipil di Gaza. Musk, tulis media itu, setuju dengan sebagian besar argumen Netanyahu.
"Jika Anda menginginkan keamanan, perdamaian, dan kehidupan yang lebih baik bagi warga Gaza, maka Anda perlu menghancurkan Hamas. Pertama-tama Anda harus menyingkirkan rezim beracun seperti yang dilakukan di Jerman dan Jepang," kata Netanyahu.
"Tidak ada pilihan lain," jawab Musk.
"Anda perlu menerapkan ketegasan dan memberantas teroris dan mereka yang berniat membunuh, dan pada saat yang sama membantu mereka yang masih tersisa, seperti yang terjadi di Jerman dan Jepang," tambahnya dimuat laman yang sama.
Rusia Ngamuk ke Israel
Rusia dilaporkan mengecam keras Israel. Ini akibat penyerangan Bandara International Damaskus di Suriah.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan serangan itu, dapat memperburuk ketegangan di wilayah tersebut, yang sudah dipicu oleh perang Gaza. Suriah sendiri adalah sekutu dekat Rusia di Timur Tengah.
"Kami mengutuk keras serangan provokatif terbaru Israel terhadap fasilitas infrastruktur sipil penting Suriah," kata Zakharova dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
"Kami yakin bahwa praktik keji seperti itu mempunyai konsekuensi yang sangat berbahaya, terutama dalam konteks memburuknya situasi di zona konflik Palestina-Israel dan akibatnya meningkatkan ketegangan regional," tambahnya.
Sebelumnya serangan udara Israel dilakukan Minggu waktu setempat ke bandara Damaskus. Alhasil bandara tidak dapat dioperasikan, hanya beberapa jam setelah penerbangan dilanjutkan menyusul serangan serupa bulan lalu.
Serangan itu pun dilaporkan menargetkan landasan pacu. Suara ledakan juga terdengar dari arah bandara militer di daerah Mazzeh di sisi lain Damaskus.
"Pesawat-pesawat tempur Israel pada Minggu sore melakukan serangan baru yang menargetkan bandara internasional Damaskus... membuatnya tidak dapat digunakan lagi," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, dilansir AFP.
"Seorang perwira dan dua personel lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan pangkalan pasukan pertahanan udara di daerah Mazzeh," ujar narasumber yang sama.
Sumber militer kantor berita SANA mengatakan kejadian berlangsung pukul 16:50 waktu setempat. Dikatakan bahwa "musuh Zionis melakukan serangan udara dengan rudal dari arah Golan Suriah yang diduduki".
Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap tetangganya di utara sejak perang sipil Suriah dimulai pada tahun 2011, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran dan pejuang Hizbullah Lebanon serta posisi tentara Suriah.
Namun serangan mereka semakin intensif sejak perang antara Israel dan Hamas, sekutu Hizbullah, dimulai pada 7 Oktober.
Serangan Israel terhadap bandara Damaskus dan bandara Aleppo di utara pada 12 dan 22 Oktober membuat kedua fasilitas tersebut tidak dapat digunakan.
Kapal AS Diserang Rudal Balistik
Dua rudal balistik dilaporkan ditembakkan dari Yaman yang dikuasai pemberontak Houthi menuju kapal perang AS, USS Mason, di Teluk Aden, Minggu. Ini terjadi saat Angkatan Laut AS menanggapi panggilan darurat dari sebuah kapal tanker komersial yang hendak disita oleh individu bersenjata, Central Park.
"Rudal tersebut mendarat di Teluk Aden sekitar sepuluh mil laut dari kapal," kata Juru Bicara Pentagon Brigjen Jenderal Pat Ryder, dikutip CNN International.
Ryder menolak untuk mengatakan dengan tegas apakah rudal tersebut memang menargetkan Mason dan Central Park. Namun ia mengatakan pihaknya melacak rudal dan berusaha menembak jatuh.
"Rudal mendarat tanpa membahayakan di dalam air," tambahnya lagi.
Diketahui kapal tanker Central Park dan tengah membawa muatan asam fosfat. Para awaknya meminta bantuan seraya mengaku diserang oleh entitas yang tidak diketahui.
Zodiac Maritime yang berbasis di Inggris, mengaku mengelola Central Park. Namun kapal tanker tersebut tampaknya memiliki hubungan dengan perusahaan milik Israel, di mana Zodiac Maritime terdaftar sebagai bisnis milik Ofer Global, miliarder Israel Eyal Ofer.
Sementara itu, dalam kesempatan sama, Pentagon menyindir China. Ryder mengatakan di saat yang sama, tiga kapal Angkatan Laut China berada di sekitar lokasi namun sayang "tidak merespons".
"Bahwa berdasarkan norma dan hukum maritim internasional, semua kapal di sekitar, diharuskan untuk datang dan membantu serta memberikan dukungan ketika ada sinyal bahaya dari satu kapal lain," tambahnya.
"Seharusnya kapal-kapal itu berada di sana sebagai bagian dari misi pemberantasan pembajakan," ujarnya lagi.
"Tetapi mereka tidak menanggapi."
Dilaporkan pula bahwa para penyerang Central Park kini sudah ditangkap di USS Mason. Mason disebut mengejar para penyerang sehingga mereka menyerah.
"Orang-orang tersebut berusaha mengakses dan mengambil kendali kapal, namun ketika gugus tugas gabungan merespons, mereka akhirnya melarikan diri," tambah Ryder.
Sebelumnya, Houthi memang melancarkan sejumlah serangan terhadap kepentingan AS dan Israel di wilayah tersebut sejak serangan perang Gaza pecah Oktober. Houthi adalah organisasi politik dan militer Syiah di Yaman yang telah terlibat perang saudara di negara tersebut melawan koalisi yang didukung oleh Arab Saudi.
Houthi sendiri kerap diklaim terkait Iran. Serangan ditujukan untuk mendukung warga Gaza melawan Israel.
(sef/sef)