
Potret Nekat Netanyahu, 'Turun Gunung' ke Jalur Gaza
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Kunjungi pasukannya di Jalur Gaza, Palestina, pada hari kedua gencatan senjata dengan Hamas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kunjungi pasukannya di Jalur Gaza pada hari kedua gencatan senjata dengan Hamas (26/11/2023). Dalam sebuah video kantor Perdana Menteri Israel di YouTube, Netanyahu menyatakan agresi militer di Jalur Gaza akan berlanjut hingga kemenangan bagi Israel. (Avi Ohayon/GPO/Handout via REUTERS)

"Kita akan terus berlanjut sampai akhir, sampai kemenangan, Tidak ada yang bisa menghentikan kita," kata Netanyahu di tengah kerumunan tentara Israel. Waktu pasti kunjungan Netanyahu ini belum diketahui. Meskipun demikian, video tersebut diunggah oleh akun YouTube IsraeliPM sekitar 12 jam yang lalu. (Tangkapan Layar Video Reuters/GPO)

Netanyahu didampingi oleh penasihat keamanan Israel, Tzachi Hanegbi, Penasihat Militer Israel Avi Gil, dan Wakil Panglima Militer Israel Amir Baram. (Avi Ohayon/GPO/Handout via REUTERS)

Foto-foto yang dirilis pemerintah Israel menunjukkan Netanyahu mengenakan T-shirt, celana jins, dan jaket anti peluru berwarna khaki serta helm. (Avi Ohayon/GPO/Handout via REUTERS)

Dalam salah satu foto, Netanyahu terlihat sedang melihat peta, berkonsultasi dengan komandan, dan berdiri tepat di dalam terowongan yang Israel klaim buatan Hamas dan baru-baru ini ditemukan oleh mereka. (Avi Ohayon/GPO/Handout via REUTERS)

Pada Rabu (22/11), Israel dan Hamas menyetujui perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza setelah hampir dua bulan konflik. Gencatan senjata ini berlaku selama empat hari mulai Jumat (24/11) dan tampaknya mungkin diperpanjang mengingat tawaran dari pihak Hamas dan isyarat dari kabinet perang Israel. (Avi Ohayon/GPO/Handout via REUTERS)

Selama periode gencatan senjata, Israel berhasil menghentikan sebagian besar serangan di Jalur Gaza. Namun demikian, beberapa insiden serangan masih terjadi, bahkan di Tepi Barat Palestina. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan sekitar 14.800 korban tewas, dengan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak. (Avi Ohayon/GPO/Handout via REUTERS)