Tahun Depan 'Luapan' Gas Jatim Bakal Dialiri ke Jabar

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
27 November 2023 16:55
Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang (dok)
Foto: Proyek Pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang (dok)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PGN Tbk (PGAS), Subholdig Gas Pertamina, menyebutkan saat ini perusahaan tengah mengusahakan kondisi kelebihan pasokan gas di Jawa Timur akan dialokasikan ke Jawa Barat pada tahun 2024 mendatang.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan, pada tahun 2024 diperkirakan proyek pipa gas transmisi Cirebon-Semarang akan terbangun, sehingga nantinya kelebihan gas dari Jawa Timur bisa dialiri ke Jawa Barat.

"Ya, untuk 2024 sudah akan dibangun untuk sektor Semarang-Cirebon. Artinya nanti oversupply (kelebihan pasokan) Jawa Timur bisa dikirim ke Jawa Barat yang sedang shortage (kekurangan)," ungkap Arief kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Senin (27/11/2023).

Arief mengatakan, pembangunan transmisi gas pipa tersebut bisa membantu perusahaan dalam menjamin keandalan pasokan gas yang akan dialokasikan ke perindustrian di Jawa Barat.

"Jadi ini sangat berarti banget buat PGN, dalam kaitannya kita menyediakan atau menjamin reliability pasokan ke industri," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyaksikan pengaliran gas bumi (gas-in) pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang tahap I (Cisem-1) ke kawasan industri Kendal (KIK).

Proyek Strategis Pemerintah ini menurut Tutuka sangat penting dilakukan sebagai milestone pengembangan industri gas bumi nasional.

Pembangunan pipa transmisi gas Cisem-1 ini dilakukan oleh Pemerintah melalui pembiayaan APBN untuk mendorong pertumbuhan dan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

"Pipa Cisem adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) dan merupakan terobosan karena dibangun langsung oleh Kementerian ESDM melalui pembiayaan APBN," kata Tutuka dalam keterangan resmi, Jumat (17/11/2023).

Selanjutnya, pipa Cisem-1 dikelola oleh Direktorat Jenderal Migas melalui LEMIGAS yang bekerjasama dengan Pertagas. Dengan peran langsung pemerintah ini, lanjut Tutuka, maka toll fee atau biaya pengangkutan gas melalui Pipa Gas Cisem-1 dapat menjadi lebih rendah. Adapun penetapan toll fee-nya nanti akan dilakukan oleh BPH Migas.

Dampak positif dari toll fee yang rendah, maka industri di Kawasan Industri Kendal tersebut akan mendapatkan harga gas yang lebih murah sehingga produktifitas dan daya saing industri meningkat, terjadi peningkatan investasi, dan penyerapan tenaga kerja bagi rakyat.

"Sebagai contoh, salah satu industri di Kawasan Industri Kendal ini, langsung dapat menikmati penurunan harga gas yang menarik dengan adanya pengaliran gas melalui Pipa Cisem-1. Pengaliran gas hari ini di Kawasan Industri Kendal masih permulaan untuk 5 industri dan akan terus meningkat," tambah Tutuka.

Proyeksi potensi industri yang dapat menggunakan gas dari Pipa Cisem-1 di Kendal dan Batang dapat sekitar 40 industri.

Selain memberi keuntungan untuk industri, Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.

"Setelah selesainya Pipa Cisem tahap 2, diharapkan terdapat potensi gas untuk Jaringan Gas Kota (Jargas) minimal 5 MMSCFD atau sekitar 300.000 rumah tangga. Khusus untuk Kendal sendiri terdapat potensi jargas sekitar 10.000 rumah tangga," ungkap Tutuka.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos PGN Blak-blakan Ungkap Tantangan Bisnis Hilir Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular