Bos PGN Blak-blakan Ungkap Tantangan Bisnis Hilir Gas

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 27/11/2023 12:50 WIB
Foto: Target PGN, Bangun Jaringan Gas Tembus 22.000 KM di 2034 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PGN Tbk (PGAS), Subholding Gas Pertamina, mengungkapkan tantangan dalam bisnis hilir gas di Tanah Air.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan, tantangan terbesar dalam bisnis penyaluran gas yaitu masih belum tersambung penuhnya pipa gas transmisi dari Barat Indonesia ke daerah Timur. Bahkan, di tengah jalur ada yang "terputus" atau pipa belum tersambung.

"Kalau kami dari PGN, tantangan untuk mendistribusikan ini. Nah, ini adalah masalah kita menyediakan transmisinya ya. Jalur pipanya. Nah, kita tahu pipa yang ada di Indonesia ini adalah berkisar dari Aceh ya sampai ke Jawa Timur sementara ini. Walaupun di tengah-tengah ada putus yaitu antara segmen Sei Mangke-Dumai, kemudian juga dari Cirebon ke Semarang," tuturnya dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (27/11/2023).


Dia menjelaskan, tantangan ini cukup berarti bagi perusahaan karena ini terkait upaya perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara sumber gas dan permintaan gas bumi.

"Dengan nyambungnya jalur pipa ini sebetulnya itu akan terpecahkan," ujarnya.

Namun di sisi lain, karena tidak semua lokasi pusat permintaan gas memiliki pipa gas yang terhubung dengan lokasi sumber gas, maka perusahaan harus memutar otak agar kendala ini bisa teratasi.

Oleh karena itu, pihaknya berencana melakukan diversifikasi bisnis dengan membangun jaringan pipa virtual alias "beyond pipeline", melalui transportasi laut yang menyalurkan Compressed Natural Gas (CNG) dan Gas Alam Cair (LNG).

"Nah, tetapi kami menyiasatinya karena tidak ada jaringan pipa di satu daerah di mana daerah itu butuh gas tinggi, kita ada moda beyond pipeline. Kita coba men-deliver gas ke industri tidak melalui jaringan pipa, tetapi kita menggunakan beyond pipeline melalui CNG dan LNG," jelasnya.

Dia menyebut, 98% pelanggan gas PGN merupakan dari sektor industri atau menyerap volume hingga 936 miliar British thermal unit per hari (BBTUD). Adapun jumlah pelanggan industri tercatat mencapai 3.019 pelanggan.

Sementara untuk pelanggan rumah tangga atau jaringan gas (jargas) hanya sekitar 10 BBTUD atau sekitar 1% dari total penjualan gas perusahaan. Dan sisanya untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hanya sekitar 1 BBTUD.

"Untuk volume niaga gas PGN, kita tumbuh 6%, kalau kita bandingkan 2020 sampai 2023," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan sejumlah proyek gas "raksasa" yang akan dibangun hingga 10 tahun mendatang.

Hal ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 10.K/MG.01/MEM.M/2023 tentang Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) Tahun 2022-2031.

Adapun dalam Rencana Induk tersebut tercantum rencana pembangunan infrastruktur dan Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) Gas Bumi.

Koordinator Pokja Penyiapan Program Migas Rizal Fajar Muttaqin mengatakan, ada beberapa rencana pengembangan infrastruktur pipa gas dalam RIJTDGBN 2022-2031.

Pertama, ruas transmisi Kalimantan-Jawa di mana pemenang lelang telah diperoleh sejak 2006, namun hingga saat ini infrastrukturnya belum terbangun karena belum adanya suplai dan permintaan gas yang signifikan.

Kedua, ruas transmisi Dumai-KEK Sei Mangkei yang diusulkan dibangun dengan skema APBN. Uji kelayakan atau feasibility study direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini.

"Ketiga, ruas transmisi WNTS-Pemping. Infrastruktur ini sangat diperlukan untuk menyalurkan gas dari wilayah Natuna ke Pemping, sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik," ungkap Rizal dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (15/3/2023).

Terakhir, ruas transmisi Cirebon-Semarang di mana saat ini sedang dibangun ruas Semarang-Batang. Direncanakan, pipa Cirebon-Semarang ini dapat diperpanjang hingga Kandang Haur Timur untuk selanjutnya tie-in dengan pipa yang eksisting untuk mempermudah integrasi pengaliran gas dari arah barat maupun timur.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam