
Erick Sebut Valuasi Divestasi 14% Saham Vale Kemahalan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan bahwa kesepakatan divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada Holding BUMN Pertambangan MIND ID sebesar 14% sudah disepakati. Namun kesepakatan tersebut belum menyepakati valuasi harga saham yang akan diberikan, yang dinilai terlalu 'mahal'.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan bahwa valuasi harga saham divestasi dari INCO kepada MIND ID terlalu tinggi. Tingginya valuasi tersebut dinilai menjadi kendala dari proses divestasi yang saat ini tengah dinegosiasikan.
"Master agreement untuk 14%-nya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama kita merasa valuasi ketinggian," ujar Erick beberapa waktu yang lalu.
Dia menyebutkan pihaknya saat ini tengah mendorong agar valuasi harga divestasi saham sebesar 14% yang akan diberikan kepada MIND ID dengan penyusutan wilayah tambang nikel INCO.
"Makanya ada dua opsi yang kita dorong. Satu, memang kita melepas, jadi kan dia punya kawasan besar sebagian dilepas. Memang kan seperti itu semua BUMN juga ada relinquish ada pelepasan," tambahnya.
Erick klaim hal itu dilakukan agar valuasi harga saham divestasi bisa diberikan semurah-murahnya oleh INCO. "Ya bisa saja untuk menekan valuasi, dilepas salah satu opsinya, kalau mereka nggak mau (penyusutan lahan) ya kita musti ketemu valuasinya," tandas Erick.
Jangan Perpanjangan IUPK Vale
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendesak agar pemerintah Indonesia bisa menjadi pengendali operasional dan keuangan di PT Vale Indonesia. Hal tersebut menyusul rencana akuisisi saham INCO oleh Holding BUMN Tambang MIND ID.
Menurut Mulyanto apabila kepemilikan saham pemerintah Indonesia melalui holding tambang masih belum optimal, sebaiknya pemerintah tidak memberikan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk INCO.
Ia pun berharap saham INCO yang dilepas nantinya adalah milik Vale Canada Ltd (VCL), bukan saham milik yang lainnya. Sehingga benar-benar terwujud bahwa MIND ID akan menjadi pemegang saham mayoritas.
Selain itu, ia juga meminta agar harga saham yang dilepas tersebut harus di bawah harga pasar dan terjangkau bagi MIND ID. Mulyanto memandang kedua hal ini harus tercapai dalam proses divestasi saham tersebut.
"Kalau itu tidak terjadi lebih baik izin pertambangan Vale tidak diberikan, serta wilayah usahanya diciutkan," kata Mulyanto kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/11/2023).
Mulyanto memandang saham mayoritas dari BUMN di INCO ini menjadi penting sebagai wujud amanat konstitusi dan Undang-undang Minerba, agar secara bertahap negara menguasai pengusahaan sumber daya alam ini. Sehingga sumber kekayaan alam tersebut benar-benar digunakan untuk kemakmuran masyarakat.
Sebagaimana diketahui, kepemilikan saham Indonesia di INCO melalui MIND ID saat ini baru sebesar 20%, dan sekitar 21,18% tersebar di pasar saham Indonesia. Artinya, jika penambahan saham hanya 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.
Sementara, pemegang mayoritas saham Vale sendiri saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.
Namun masih belum pasti, saham milik siapa yang akan dikurangi, apakah hanya milik VCL atau bersama saham milik Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Misteri! DPR Belum Tahu Harga 14% Saham Vale
