100 Warga Gaza Terjebak, RS Al-Shifa Jadi 'Zona Kematian'

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Sabtu, 25/11/2023 13:50 WIB
Foto: REUTERS/STAFF

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan keprihatinan atas nasib kepala rumah sakit al-Shifa Kota Gaza, Mohammad Abu Salmiya, yang ditangkap pasukan Israel pada pekan ini.

Dalam sebuah pernyataan, WHO mengatakan bahwa kepala rumah sakit terbesar di Jalur Gaza yang terkepung telah ditangkap pada hari Rabu (15/11) bersama lima petugas kesehatan lainnya, ketika mereka mengambil bagian dalam misi PBB untuk mengevakuasi pasien.


"Tiga personel medis dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dan tiga dari Kementerian Kesehatan ditahan," kata WHO dilansir Almayadeen.

Sejak itu, dua dari enam orang tersebut dilaporkan telah dipulangkan.

"Namun kami tidak memiliki informasi mengenai kondisi empat staf kesehatan yang tersisa, termasuk direktur rumah sakit Al-Shifa," tambah pernyataan itu.

Badan PBB tersebut menyerukan agar hak hukum dan hak asasi manusia mereka dipatuhi sepenuhnya selama penahanan.

Abu Salmiya sering dikutip oleh media internasional tentang kondisi di dalam al-Shifa, yang telah menjadi sasaran dan digerebek oleh pasukan pendudukan Israel sejak dimulainya invasi darat mereka ke Jalur Gaza.

Pada hari Kamis, militer pendudukan Israel mengumumkan telah menangkap kepala rumah sakit, bersama dengan seorang kepala departemen.

Menurut pernyataan WHO, organisasi tersebut telah melakukan tiga misi ke al-Shifa dalam waktu seminggu, dan pada satu kesempatan berhasil mengevakuasi 31 bayi dari rumah sakit.

Selama misi ketiga, pada hari Rabu, yang dilaksanakan bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Palestina, 151 orang dievakuasi, termasuk pasien, kerabat mereka, dan petugas kesehatan, menurut WHO.

Patut dicatat bahwa WHO menggambarkan Rumah Sakit al-Shifa sebagai "zona kematian". Penilaian tersebut dilakukan setelah kunjungan WHO dan pejabat PBB lainnya ke rumah sakit tersebut.

Sebelumnya pada hari Jumat, Kementerian Kesehatan di Gaza mengkonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel mundur dari Rumah Sakit al-Shifa pada hari pertama gencatan senjata sementara antara Perlawanan Palestina dan pendudukan Israel.

Namun WHO "sangat prihatin" terhadap keselamatan sekitar 100 pasien dan petugas kesehatan yang tersisa di al-Shifa, kata juru bicara WHO Christian Lindmeier.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra mengatakan militer pendudukan Israel telah mundur tetapi orang-orang yang tersisa di al-Shifa berada di sebuah kompleks yang rusak dan "generator utamanya hancur bersama dengan banyak bangunan."

"Kami sedang mengupayakan evakuasi lebih lanjut dari rumah sakit sesegera mungkin," kata Lindmeier, seraya menyoroti bahwa konvoi evakuasi terakhir telah meninggalkan al-Shifa dengan "73 pasien yang sakit parah atau terluka" termasuk beberapa yang membutuhkan perawatan kritis.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran - Israel Sepakat Gencatan Senjata, Perang 12 Hari Berakhir