
Sosok Menkeu Pertama RI, Sukses "Jebol" Bank Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia - Ini adalah kisah Samsi Sastrawidagda. Dia adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia pertama yang bertugas di salah satu masa paling sulit di Indonesia. Meski hanya menjabat selama 2 minggu saja, Samsi punya peran besar di Departemen Keuangan. Bagaimana ceritanya?
Cerita bermula dua hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada 19 Agustus 1946 pemerintah menetapkan 12 Departemen yang bakal membantu jalannya negara. Salah satunya adalah Departemen Keuangan.
Di masa itu, Departemen Keuangan (Depkeu) diberi tugas salah satunya untuk mencari dana untuk pembangunan negara. Maklum, Indonesia berdiri hanya "modal dengkul". Tak ada anggaran dan perencanaan keuangan sama sekali. Jadi, bisa dikatakan tugas Depkeu saat itu sangat berat.
Akibat tugas yang berat itu, dibutuhkan seorang yang piawai di sektor keuangan. Beruntung, Indonesia memiliki Samsi Sastrawidagda.
Perlu diketahui, Samsi adalah pria kelahiran Solo 13 Maret 1984. Dia jadi salah satu orang yang bernasib bagus karena bisa sekolah di masa kolonial. Bahkan, pendidikannya ditempuh di Belanda. Di sana dia fokus sekolah ekonomi di Rotterdam hingga berhasil meraih gelar doktor di tahun 1925.
Akibat menekuni ekonomi, Samsi terbilang manusia langka. Tenaganya pun banyak dipakai untuk mengurusi ekonomi kala itu. Bahkan di masa pendudukan Jepang, menurut riset Beyond Political Skin (2019), dia ditugasi menjadi pegawai Departemen Keuangan bentukan Jepang. Lebih spesifik, dia menjadi Kepala Kantor Tata Usaha dan Pajak di Surabaya.
Bertugas menjadi pegawai keuangan di masa Jepang inilah yang kemudian mengubah nasib Samsi. Sesaat setelah Indonesia merdeka, semua pegawai Departemen Keuangan Jepang dinasionalisasi menjadi pegawai Departemen Keuangan Indonesia. Pada kondisi ini, status administrasi Samsi turut berubah drastis.
Dia tak hanya beralih menjadi PNS Indonesia, tetapi langsung diberi jabatan sebagai orang nomor satu, alias Menteri Keuangan. Tugas pertama Samsi adalah mencari dana buat pembangunan negara. Dan salah satu cara heroik yang dilakukannya adalah dengan melakukan Operasi Pembobolan Bank.
Soal operasi ini, Samsi awalnya mendapat kabar kalau pemerintah Hindia Belanda masih memiliki simpanan uang yang pernah disita di Bank Jepang.
Samsi yang dekat dengan petinggi-petinggi Jepang lantas membujuk mereka supaya memberikan uang sitaan ke pemerintah republik. Tak disangka, bujukan itu disetujui. Departemen Keuangan pimpinan Samsi bergegas mengambil seluruh uang itu untuk dimasukkan ke kas negara.
Sayangnya, kiprah Samsi di Departemen Keuangan berlangsung singkat. Penyakit yang menyerang tubuhnya membuat aktivitas Samsi terhambat. Dia menjadi tak bisa kerja, sekalipun hanya mengatur organisasi. Bahkan, dia tak sempat berkunjung ke kantor Departemen Keuangan di Jakarta untuk mengurusi segala macam hal. Sehari-hari dia bekerja dari rumah agar sakitnya tidak makin parah.
Mengutip publikasi Kementerian Keuangan, kondisi kesehatan inilah yang membuat Samsi mengundurkan diri dari jabatan menteri pada 26 September 1945 setelah dua minggu menjabat. Setelahnya, Departemen Keuangan dijabat oleh A.A Maramis, pria lulusan hukum kelahiran Manado, 20 Juni 1897.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Karyawan Dapat Kupon Makan Rp2,5 Juta, Siap-siap Kena Pajak!
