Erick Blak-blakan Valuasi Divestasi 14% Saham Vale Mahal!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
24 November 2023 09:50
Pemerintah menyebar bantuan sosial (bansos) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Langkah ini diambil demi membuat harga beras turun setelah inflasi yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir.  (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Pemerintah menyebar bantuan sosial (bansos) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Langkah ini diambil demi membuat harga beras turun setelah inflasi yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa nilai valuasi yang ditawarkan Vale Canada Ltd (VCL) untuk melepas (divestasi) 14% sahamnya di PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada Indonesia atau dalam hal ini tepatnya ke Holding BUMN Pertambangan MIND ID masih kemahalan.

Erick mengatakan bahwa valuasi harga saham divestasi INCO kepada MIND ID terlalu tinggi. Tingginya valuasi tersebut dinilai menjadi kendala dalam proses divestasi yang saat ini tengah dinegosiasikan.

"Master agreement untuk 14%-nya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama kita merasa valuasi ketinggian," ungkap Erick di Jakarta, dikutip Jumat (24/11/2023).

Oleh karena itu, pihaknya pun mendorong dua opsi kepada pihak Vale, salah satunya yakni penciutan sejumlah wilayah tambang nikelnya.

"Makanya ada dua opsi yang kita dorong. Satu, memang kita melepas, jadi kan dia punya kawasan besar sebagian dilepas. Memang kan seperti itu, semua BUMN juga ada relinquish, ada pelepasan," tuturnya.

Dia menyebut, pelepasan wilayah tambang Vale tersebut juga tak lain untuk menekan valuasinya.

"Ya bisa saja untuk menekan valuasi, dilepas salah satu opsinya. Kalau mereka gak mau ya kita musti ketemu valuasinya," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menginginkan harga saham PT Vale Indonesia yang akan ditawarkan ke Holding BUMN Pertambangan MIND ID harus lebih murah dibandingkan harga pasar.

"(Harga saham Vale) yang penting harus lebih murah dari harga pasar," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Seperti diketahui, divestasi saham Vale ini diperlukan sebagai salah satu syarat agar perpanjangan kontrak tambang PT Vale Indonesia menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dapat dilakukan.

Kontrak Karya PT Vale Indonesia akan berakhir pada Desember 2025 mendatang. Agar kontrak bisa diperpanjang dan berubah menjadi IUPK, maka perusahaan harus mendivestasikan sebagian besar sahamnya kepada pemilik Indonesia.

Saat ini kepemilikan Indonesia di PT Vale Indonesia Tbk (INCO) antara lain melalui MIND ID 20% dan sekitar 21,18% tersebar di pasar saham Indonesia.
Artinya, jika penambahan saham hanya 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.

Sementara, pemegang mayoritas saham INCO sendiri saat ini masih dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Induk Vale Jual Saham ke Arab? RI Harus Segera Kuasai Vale

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular