Internasional

Hamas Buka Suara Israel Setuju Gencatan Senjata Sementara

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 November 2023 10:00
Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok militan Palestina Hamas. (Dalati Nohra/Lebanese Official Government via AP/File Foto)
Foto: Pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh. (AP/Dalati Nohra/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hamas memberi respons di tengah pemberitaan pemerintah Israel dilaporkan setuju dengan kesepakatan gencatan senjata sementara. Kelompok itu mengatakan akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak di bawah usia 19 tahun dengan imbalan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Hal ini ditegaskan Hamas dalam sebuah pernyataan dimuat Reuters dan The Guardian, Rabu (22/11/2023). Pernyataan itu mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan semua pertempuran selama empat hari dan Israel sepakat untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di Gaza selama periode tersebut.

"Lalu lintas udara akan dihentikan sepenuhnya di Gaza selatan selama empat hari dan selama enam jam setiap hari di utara," kata Hamas.

"Ratusan truk akan diizinkan membawa bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Gaza," lanjutnya.

Pemerintah Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata sementara di Gaza dengan imbalan pembebasan para sandera oleh Hamas. Pemungutan suara dilakukan Rabu waktu setempat, sekitar pukul 03.00, setelah lebih dari enam jam diskusi antara anggota kabinet.

Mengutip CNN International, Israel akan menyetop serangan selama empat hari. Hamas pun akan membebaskan 50 sandera per hari, rata-rata perempuan dan anak.

Melalui sebuah pernyataan resmi, pemerintah Israel juga menyatakan kemungkinan gencatan senjata akan diperpanjang. Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari lagi.

"Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Malam ini, mereka menyetujui usulan kesepakatan sebagai tahap pertama untuk mencapai tujuan ini," kata pemerintah dimuat Reuters.

Namun, pemerintah Netanyahu memperjelas pula bahwa pihaknya akan melanjutkan perang, baik dari udara dan darat, setelah seluruh sandera dibebaskan. Hamas, menurut pemerintah Israel, harus dihancurkan.

Sayangnya, pernyataan tersebut tidak menyebutkan pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Meskipun ini diyakini sebagai bagian penting dari kesepakatan yang dimediasi pemerintah Qatar itu.

Sebelumnya Hamas telah membebaskan empat tawanan atas pasar kemanusiaan. Mereka adalah warga AS Judith Raanan (59) dan putrinya, Natalie Raanan (17) pada 20 Oktober, serta perempuan Israel Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (850 pada 23 Oktober.

"Kami sebelumnya menyatakan kesediaan kami untuk melepaskannya karena alasan kemanusiaan, namun musuh (Israel) mengulur waktu dan hal ini menyebabkan kematiannya," kata sayap militer Palestina Jihad Islam yang terkait Hamas, Brigade Al Quds, di saluran Telegramnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular