Internasional

BRICS Respons Perang Gaza, Diusulkan Israel Negara Teroris

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 22/11/2023 08:00 WIB
Foto: BRICS (AFP/HANDOUT)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara BRICS (Brasil, India, China, Rusia dan Afrika Selatan (Afsel) kini melakukan rapat darurat. Rapat dilakukan guna membahas perang Israel di Gaza, Palestina.

Afsel yang menjadi pemimpin BRICS tahun ini menegaskan krisis kemanusiaan yang terjadi penting untuk dibahas. Sejumlah pernyataan juga diharapkan muncul dari pertemuan itu.


Dilaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin juga turut hadir dalam pertemuan online tersebut. Sejumlah negara anggota lain juga hadir yakni Arab Saudi, Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA), termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Dalam laporan terbaru Rabu (22/11/2023), sebagaimana dimuat The Russia Today, desakan muncul dalam pertemuan itu meminta Israel dilabeli dengan sebutan "negara teroris". Hal ini diutarakan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Iran, yang secara resmi menjadi anggota BRICS pada bulan Januari, diketahui merupakan inisiator pertemuan mendadak BRICS tersebut. Raisi mendesak BRICS untuk menggunakan pengaruhnya guna mematahkan "pengepungan" Israel di Gaza dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman.

"Rezim palsu ini harus diakui sebagai rezim teroris dan tentaranya dianggap sebagai organisasi teroris," katanya sambil memohon kepada anggota blok tersebut untuk mengakui hak negara Palestina untuk membela diri, sambil memutuskan hubungan dengan Israel.

"Sehubungan dengan kejahatan yang terus-menerus (dilakukan) oleh ... rezim rasis palsu Israel, negara-negara bebas (di dunia) diharapkan ... terutama negara-negara anggota BRICS untuk segera mengangkat isu pemutusan hubungan politik, ekonomi dan militer dengan rezim ini sebagai agenda utama," tambahnya.

Di kesempatan yang sama Raisi juga memohon agar BRICS membuka penyelidikan atas dugaan penggunaan fosfor putih ilegal. Termasuk senjata terlarang lainnya oleh Israel terhadap warga sipil di Gaza.

"Iran akan mendukung upaya bersama Afsel, yang diajukan bersama empat negara lainnya pada hari Jumat di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), untuk menyelidiki apakah kejahatan perang telah dilakukan di Gaza," tambahnya menyinggung laporan yang dibuat Capetown sebelumnya.

"Pengajuan tersebut juga harus membuat Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak yang dilakukan Israel di wilayah tersebut," tambahnya lagi menyinggung sekutu Israel AS.

Belum ada komentar lain dari negara anggota. BRICS sendiri sebetulnya adalah blok ekonomi yang terdiri dari 11 negara dengan lima anggota tetap yakni Brasil, India, China, Rusia dan Afsel.

Sementara itu, cata terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, dikutip Al Jazeera, menyebutkan bahwa korban jiwa saat ini telah menembus angka 14.128. Dari jumlah tersebut, 65% adalah perempuan dan anak-anak.

"Data terbaru mengenai jumlah korban tewas mencakup sedikitnya 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan," kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Sejauh ini, Israel masih terus melakukan serangan ke Gaza. Di sisi lain, pembicaraan jeda perang selama lima hari alias gencatan senjata sementara dengan imbalan pembebasan tawanan Hamas juga masih berlangsung dan belum final.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertahanan Iran Dihancurkan Israel, Kini Sistem Baru Disiapkan