
Pakai Hidrogen, RI Bisa Tekan Impor Minyak

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengungkapkan hidrogen hijau (green hydrogen) berpotensi menjadi bahan bakar masa depan di sektor transportasi. Pasalnya, pemanfaatan sumber energi baru ini bakal menghemat impor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kebutuhan minyak nasional saat ini berkisar di angka 1,5 juta barel per hari (bph). Sementara produksi minyak di dalam negeri hanya berkisar di angka 600 ribu bph.
"Artinya, sebagian besar impor. Maka ini, mengubah energi impor menjadi energi domestik energi fossil fuel menjadi bersih karena ini adalah green hydrogen, ditambah lagi juga mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah," kata dia dalam acara peresmian GHP PLN di PLTGU Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Di samping itu, Darmawan mencatat bahwa jarak tempuh mobil dengan menggunakan bahan bakar green hydrogen mengonsumsi bahan bakar lebih rendah apabila dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak.
Sebagai contoh, untuk jarak tempuh sejauh 400 km, mobil berbahan bakar bensin setidaknya membutuhkan konsumsi BBM hingga 40 liter. Ini dengan asumsi 1 liter BBM dapat menempuh jarak 10 km.
Sementara, untuk mobil berbahan bakar green hydrogen, sekali mengisi dapat menempuh jarak sampai 800 km. Jarak tempuhnya bahkan lebih jauh apabila dibandingkan dengan mobil listrik.
"Artinya apa kalau ke kantor, pulang kantor ke rumah sekitar 50 km, ini bisa 16 hari tanpa emisi, maka mobil hidrogen ini berbeda dengan mobil listrik jarak tempuhnya jauh lebih, jauh lebih panjang dibanding dengan mobil listrik, maka ini adalah salah satu opsi skenario bagaimana kita bisa mengurangi emisi gas rumah kaca untuk sektor transportasi," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketika BRIN Takjub PLN Luncurkan Pabrik Hidrogen Hijau