
Pemerintah Ajak Perempuan Cerdas RI Cepat Nikah & Banyak Anak

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mendorong masyarakat sehat dan cerdas untuk menikah dan memperbanyak anak, supaya menghindari kecepatan susutnya bonus demografi. Dorongan ini dilakukan karena tren kelahiran bayi di Indonesia terus menurun.
Bonus demografi menjadi penting untuk menjaga jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang usia tidak produktif, untuk mendukung Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap dan menjadi negara maju pada 2045.
"Nah jadi saya ingin katakan ke perempuan-perempuan muda Indonesia yang cerdas dan pintar, cepat punya anak dan banyak punya anak. Supaya melahirkan generasi Indonesia yang hebat dan pintar," kata Suharso dalam acara peluncuran buku Menuju Indonesia Emas di kantornya, Jakarta, Senin (20/11/2023).
"Kalau ibunya pintar sehat itu kata Bung Karno generasi akan terus dan menjadi generasi yang hebat," ungkapnya.
Suharso menekankan hal ini lantaran tingkat kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia terus turun dari 1990-2022. Menurut data World Population Prospects, TFR Indonesia masih di level 3,10 pada akhir 1990 namun pada 2022 menjadi 2,15 dan 2045 menjadi hanya 1,9.
Artinya, pada 2045, dengan pola perilaku masyarakat saat ini cenderung menunda pernikahannya maupun kehamilan, terutama terjadi bagi perempuan produktif atau wanita karir, rata-rata hanya akan ada satu anak yang lahir dari satu orang perempuan sepanjang masa reproduksinya pada 2045 mendatang.
Kondisi ini menurut Suharso tidak baik bagi negara, karena hanya akan mempercepat masa aging population, atau masyarakat tua yang tidak produktif mendominasi sebelum Indonesia bisa keluar dari middle income trap dan menjadi negara maju.
"Dengan kita punya TFR semakin turun trennya, dengan keberhasilan BKKBN dan anak-anak muda sekarang cenderung menunda pernikahan, setelah menunda, kemudian menunda lagi punya momongan, yang terjadi kita akan lebih cepat tua dan belum kaya," tegas Suharso.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun sebelumnya juga telah meminta agar masyarakat Indonesia tidak menunda pernikahan. Karena ke depan, struktur demografi Indonesia diperkirakan didominasi kelompok tua.
Proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56% pada 2020 menjadi 19,61% pada 2045. Sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16% menjadi 14,61% pada 2045. Adapun penduduk usia kerja 15-64 tahun juga menurun dari 69,28% menjadi 65,79% pada periode yang sama.
"Jadi anjurannya itu dilakukan keseimbangan jadi jangan menunda nikahnya, sebab kalau tidak, nanti prediksinya yang banyak yang tua. Yang muda yang produktif itu rendah," ujarnya dalam acara Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050, Selasa (16/5/2023).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bappenas Banjir Pertanyaan, Ibu RT Masuk Bonus Demografi Gak?