Bukan Mobil Listrik, Ini yang Bakal Bantu RI Jadi Negara Maju

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
20 November 2023 17:55
Suharso Monoarfa dalam acara rapat koordinasi pembangunan pusat 2023 (Tangkapan layar youtube)
Foto: Suharso Monoarfa dalam acara rapat koordinasi pembangunan pusat 2023 (Tangkapan layar youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia saat ini ingin fokus mengembangkan industri pertahanan sebagai industri unggulan untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap dan menjadi negara maju pada 2045.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, langkah ini ditempuh karena hingga saat ini belum ada industri swasta yang mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, seperti negara-negara lain yang berhasil keluar dari middle income trap.

Korea Selatan misalnya, kata dia mengandalkan industri ponsel atau gadget, dan otomotif untuk keluar dari middle income trap, begitu juga dengan Jepang dan China. Sedangkan, Indonesia hingga kini pun industrinya masih menghasilkan produk jasa ketimbang barang jadi bernilai tambah tinggi dan kompleks.

"Enterpreneur di kita dagang, trader, enggak ada maker, itu enggak ada, sedikit. Begitu kita dibilang hebat masuk digital, kita hanya bikin apa? platform market place, thats it's, kita enggak bikin produknya, enggak bikin goodsnya, enggak ada, services aja," kata Suharso saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Demikian juga dengan industri yang tercakup program hilirisasi. Menurutnya hingga kini program hilirisasi belum mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, karena produk yang dihasilkan baru berupa barang setengah jadi hasil olahan terhadap sumber daya alam, seperti nikel yang belum sampai pada baterai mobil listrik.

"Dan rupanya strukturnya itu enggak berubah, enggak berubah ketika kita juga melakukan hilirisasi dan seterusnya. Kita ingin mengatakan bahwa tidak terbentuk kompleksitas dari industri kita yang kaki-kakinya ada di Indonesia, jadi kita industrinya yang single, dia tidak memberikan backward lingkage yang kuat," tegas Suharso.

Maka, ketika sektor swasta dan hilirisasi belum mampu menciptakan produk bernilai tambah tinggi, pemerintah saat ini kata dia baru bisa mendukung industri sektor pertahanan sebagai industri unggulan, yang berpotensi menghasilkan barang-barang berteknologi tinggi, seperti PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL Indonesia (Persero).

"Kita perlu industri pertahanan yang kuat, dan di belakangnya industri pertahanan itu, kalau kita bisa hebat di sana, itu kita bisa masuk industri pertanian, kita bisa masuk di industri energi, kita bahkan bisa masuk di industri pangan," kata Suharso.

Dengan pengembangan sektor pertahanan pun Indonesia menurutnya tak lagi harus mengimpor produk-produk pertahanan seperti peluru. Selain itu, juga bisa memanfaatkannya teknologi pengolahan produknya untuk sektor komersial seperti Ransum T2P milik TNI.

"Itu kan dihasilkan untuk pertahanan, tapi dia tetap bergizi dan layak makan meski disimpan itu 4-5 tahun, saya pernah makan itu, tetap enak, jadi kenapa tidak, mumpung kita lagi ketinggalan di sana, dan kita punya ekosistem itu tinggal didorong, kayak peluru itu masak kita impor, berapa tahun sudah," papar Suharso.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Hanya Mie Instan, RI Harus Jualan Pesawat Agar Maju!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular