Internasional

Alert! WHO Umumkan Ancaman Kesehatan Global Terbaru: Kesepian

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
20 November 2023 09:10
The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kesepian sebagai ancaman kesehatan global yang mendesak. Ini diumumkan setelah ahli bedah umum Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa dampak kematian akibat kesepian setara dengan merokok 15 batang sehari.

WHO telah membentuk Komisi WHO untuk Hubungan Sosial untuk mengatasi masalah ini yang terdiri dari 11 orang. Komisi ini dipimpin oleh ahli bedah umum AS, Vivek Murthy, dan utusan pemuda Uni Afrika, Chido Mpemba

Hal ini terjadi setelah pandemi Covid-19 menghentikan aktivitas ekonomi dan sosial, meningkatkan tingkat kesepian, namun juga di tengah kesadaran baru akan pentingnya masalah ini. Komisi WHO untuk Hubungan Sosial akan berjalan selama tiga tahun.

"(Kesepian) melampaui batas negara dan menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan," kata Mpemba dikutip The Guardian, Senin (20/11/2023). "Isolasi sosial tidak mengenal usia dan batasan."

Risiko kesehatan akibat kesepian sama buruknya dengan merokok hingga 15 batang sehari, dan bahkan lebih besar dibandingkan risiko yang terkait dengan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Meskipun kesepian sering dianggap sebagai masalah di negara-negara maju, Murthy mengatakan satu dari empat lansia yang mengalami isolasi sosial di seluruh wilayah dunia.

Pada orang dewasa yang lebih tua, kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 50% dan peningkatan risiko penyakit arteri koroner atau stroke sebesar 30%.

Hal ini juga merusak kehidupan generasi muda. Antara 5% dan 15% remaja mengalami kesepian, menurut angka yang mungkin diremehkan. Di Afrika, 12,7% remaja mengalami kesepian dibandingkan dengan 5,3% di Eropa.

Remaja yang mengalami kesepian di sekolah lebih besar kemungkinannya untuk putus kuliah. Hal ini juga dapat menyebabkan dampak ekonomi yang lebih buruk yakni merasa terputus dan tidak didukung dalam suatu pekerjaan dapat menyebabkan kepuasan kerja dan kinerja yang lebih buruk.

"Kami percaya bahwa penting untuk mendefinisikan kembali narasi seputar kesepian, khususnya bagi kelompok rentan yang terpinggirkan oleh kesenjangan digital," tambah Mbepa.

"Masalah-masalah ini tidak berdampak pada satu negara saja. Kesepian adalah ancaman kesehatan masyarakat yang kurang dihargai," timpal Murthy.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Sedih Lansia Jepang Ramai-ramai Ingin Jadi Kriminal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular