Internasional

Geng Arab Ogah Embargo Minyak ke Israel, Ini Kata Raja Salman

Redaksi, CNBC Indonesia
18 November 2023 07:40
FILE PHOTO: Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud, attends a banquet hosted by Shinzo Abe, Japan's Prime Minister, at the prime minister's official residence in Tokyo, Japan, Monday, March 13, 2017.  To match Insight SAUDI-POLITICS/KING REUTERS/Tomohiro Ohsumi/Pool/File Photo
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (REUTERS/Tomohiro Ohsumi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Salman ternyata memiliki alasan mengapa Arab Saudi menolak untuk melakukan embargo minyak ke Israel. Seperti diketahui, Iran telah meminta negara-negara Arab, penghasil minyak, melakukan embargo pengiriman bahan bakar ke Israel.

Ini sebagai tanggapan atas serangan pemerintah PM Benjamin Netanyahu ke Gaza, Palestina, yang terus terjadi sejak 7 Oktober. Korban di Gaza pun sudah tembus lebih dari 11.000 jiwa, namun Israel menolak untuk melakukan gencatan senjata.

Pada 9 November, sebelum pertemuan negara-negara Islam anggota OKI bertemu, pemerintahan Raja Salman mengatakan alasannya. Mengutip The News Arab, Sabtu (18/11/2023), salah satu menteri memberi pernyataan di Forum Ekonomi Bloomberg di Singapura pekan lalu.

Ia menyakinkan negara Teluk tersebut tidak memiliki rencana untuk menggunakan produksi minyak sebagai pengaruh dalam konflik Gaza, termasuk untuk mendorong gencatan senjata.

"Hal itu tidak dibahas saat ini. Arab Saudi sedang berusaha menemukan perdamaian melalui diskusi damai," tegas Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid al-Falih.

Perlu diketahui, embargo minyak pernah dilakukan Arab Saudi pada 1973. Kala itu, hukuman ini diberikan ke Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain atas dukungan mereka terhadap Israel dalam perang melawan Mesir dan Suriah, yang membuat harga minyak melambung tinggi.

Di sisi lain, di kesempatan yang al-Falih pun membahas mengenai normalisasi Israel dan Arab Saudi. Menurutnya pembukaan hubungan diplomatik dan perdagangan itu masih dalam "pertimbangan".

"Hal itu sudah didiskusikan," ujarnya.

"Hal ini masih dibahas dan jelas kemunduran selama sebulan terakhir telah memperjelas mengapa Arab Saudi begitu bersikeras bahwa resolusi konflik Palestina harus menjadi bagian dari normalisasi yang lebih luas di Timur Tengah," jelasnya.

Dalam laporan yang sama, dibeberkan bagaimana Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) meminta Washington memberikan jaminan keamanan dan akses terhadap teknologi nuklir sipil serta senjata canggih sebagai imbalan atas kesepakatan dengan Israel. Diplomat Arab Saudi juga mengatakan bahwa Israel harus menyetujui pembentukan negara Palestina sebagaimana dirinci dalam Inisiatif Perdamaian Saudi tahun 2002.

Mengutip Iran International, Presiden Iran Ebrahim Raisi sempat mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk meluncurkan sanksi terhadap Israel, akhir pekan lalu, dalam pertemuan OKI. Ia juga memuji Hamas yang berperang dengan Israel.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article KTT Geng Arab Berakhir Tanpa Solusi, Gaza di Ujung Tanduk

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular