Terungkap! Belum Ada Pembangkit Nuklir di RUPTL PLN

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 November 2023 11:30
Bangun Pembangkit Nuklir, Bahan Baku Hingga SDM RI Sudah Siap?  (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bangun Pembangkit Nuklir, Bahan Baku Hingga SDM RI Sudah Siap? (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sedang mengkaji potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Pasalnya, sumber energi ini diyakini bisa memainkan peran utama dalam transisi menuju ke energi bersih.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Darnel menyadari saat ini sudah banyak gerakan-gerakan terutama dari kelompok yang mendukung pengembangan nuklir, termasuk juga yang melakukan studi tapak PLTN. Namun demikian, di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN, PLTN belum masuk dalam daftar pengembangannya.

"Kalau dilihat dari RUPTL PLN, itu belum ada PLTN. Kalau di DEN sendiri ada yang mendorong pembangunan PLTN ini dengan alasan bahwa kita memerlukannya untuk mengurangi emisi atau membalance upaya penurunan emisi yang akan sulit dicapai kalau hanya dengan energi surya, energi angin," kata Herman kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (14/11/2023).

Menurut Herman, meskipun Indonesia mempunyai sumber energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan air (PLTA). Namun jumlahnya tidak akan memadai untuk kebutuhan listrik bersih di Indonesia.

Bahkan kebutuhan listrik RI diprediksi tidak akan terpenuhi, setelah pemerintah memaksimalkan potensi energi terbarukan yang ada. Oleh sebab itu, perlu sumber energi alternatif seperti nuklir yang dapat memenuhi kebutuhan listrik.

"Jadi kebutuhannya muncul karena dekarbonisasi untuk mencapai net zero emission memerlukannya. Nah kesiapannya RUPTL dulu. RUPTL nya belum kemudian juga ada yang harus dibentuk namanya NEPIO dan ini belum, dan ini memerlukan persetujuan presiden untuk bentuk NEPIO ini," kata dia.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menyampaikan tengah melakukan pembahasan terkait perubahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Adapun perubahan RUPTL yang baru ini diperkirakan sampai dengan tahun 2040.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membeberkan dalam perubahan RUPTL tersebut, porsi pembangkit baru energi baru terbarukan (EBT) diperkirakan mencapai 75%. Dengan begitu, porsi pembangkit yang berasal dari PLTU batu bara tidak akan ditambah.

Di sisi lain, dengan adanya penambahan green enabling transmission line serta smart grid, maka pihaknya juga akan mampu memanfaatkan potensi dari sumber EBT yang ada di Indonesia. Mulai dari hidro, panas bumi, angin, matahari, dan ombak laut.

"Nah untuk itu penambahan energi dalam RUPTL yang baru yang sedang kita rancang ini adalah 60 Giga Watt (GW) penambahan pembangkit di Indonesia sampai 2040 berbasis pada EBT, artinya itu 75% penambahan pembangkit akan berbasis pada energi baru terbarukan," ujar Darmo dalam acara Nusantara Power Connect 2023, Senin (11/9/2023).

Sementara itu, sisanya akan diisi oleh penambahan pembangkit listrik berbasis gas yang ramah lingkungan. Dimana pengurangan emisinya lebih rendah 60% dari pembakaran listrik pada PLTU batu bara.

"Artinya apa di sini kita menyelaraskan bagaimana ada keseimbangan antara pertumbuhan environmental sustainability dengan adanya perencanaan yang baru ini tentu saja harapannya adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa terjaga," kata dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan AS Ini Siap-Siap Bangun Pembangkit Nuklir di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular