Siapa Pemilik Jalur Gaza, 'Penjara' Terbesar di Dunia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jalur Gaza saat ini masih dibombardir secara intensif Israel, sebagai bagian dari balas dendam atas setelah serangan kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober lalu.
Akibatnya, sebanyak 2,3 juta penduduk wilayah kantong Palestina tersebut terpaksa mengalami hukuman kolektif yang berujung pada krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mengutip Al Jazeera, saat ini Gaza berada di ambang krisis kemanusiaan, di mana rumah sakit yang kewalahan menampung korban jiwa selama blokade penuh setelah Israel mengintensifkan pengepungan selama 16 tahun terhadap wilayah tersebut.
Lebih dari 1.000 warga Palestina telah terbunuh ketika Israel berjanji untuk membalas kematian sedikitnya 1.200 warganya dalam serangan yang dilakukan Hamas.
'Penjara Terbuka' Terbesar di Dunia
Dengan 2,3 juta orang yang tinggal di wilayah seluas 365 km persegi (141 mil persegi), Jalur Gaza dianggap sebagai salah satu wilayah terpadat di dunia. Kepadatan penduduknya sebesar 5.500 orang per kilometer persegi (14.245 per mil persegi) sangat kontras dengan kepadatan penduduk Israel yang sekitar 400 orang per kilometer persegi (1.035 per mil persegi).
Mayoritas penduduk Gaza adalah kaum muda, di mana 65% berusia di bawah 24 tahun dan usia rata-rata bagi pria dan wanita adalah 18 tahun.
Enam belas tahun blokade darat, udara dan laut yang dilakukan Israel telah melumpuhkan perekonomian negara tersebut dan membatasi pergerakan warganya masuk dan keluar dari wilayah tersebut.
Warga Gaza memerlukan izin khusus untuk menyeberang ke Israel dan Mesir. Hal ini biasanya untuk perawatan medis yang mendesak namun sangat sulit diperoleh.
Daerah kantong ini juga merupakan salah satu negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia, yakni sebesar 45%. Akses terhadap pendidikan dan perawatan medis juga berkurang setelah bertahun-tahun serangan udara Israel terhadap sekolah dan rumah sakit.
Warga Palestina dan aktivis menyebutnya sebagai "penjara terbuka" terbesar di dunia akibat blokade Israel.
Muslim merupakan mayoritas penduduk, dan terdapat komunitas minoritas Kristen di Gaza.
Lebih dari 60% penduduk Gaza adalah pengungsi dari wilayah yang saat ini disebut Israel. Lebih dari 750.000 warga Palestina diusir secara etnis dari rumah mereka oleh milisi Israel pada tahun 1948 ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.
Penguasa Jalur Gaza
Gaza dipandang sebagai wilayah pendudukan karena Israel memiliki kendali penuh atas perbatasan, wilayah udara, dan perairan teritorialnya meskipun telah secara resmi menarik pasukan dan pemukimnya dari wilayah tersebut pada tahun 2005.
Israel telah merebut wilayah tersebut bersama dengan wilayah Palestina lainnya, yakni Yerusalem Timur dan Tepi Barat (West Bank) dalam Perang 1967.
Batas-batas Jalur Gaza saat ini ditentukan berdasarkan perjanjian gencatan senjata Mesir-Israel pada 24 Februari 1949. Hingga tahun 1967, Gaza berada di bawah kendali Mesir.
Pada 2006, Hamas memenangkan pemilu melawan partai Fatah, yang menjalankan Otoritas Palestina (PA). Kelompok ini mengambil alih Gaza setelah berbulan-bulan berperang melawan Fatah pada tahun 2007. PA, yang menandatangani Perjanjian Oslo tahun 1993 dengan Israel, memerintah Tepi Barat.
Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya yang berbasis di Gaza telah melakukan serangan terhadap Israel sebelumnya, sehingga memicu serangan berdarah Israel di wilayah tersebut.
Sejak 2005, Israel telah melakukan setidaknya enam serangan militer besar di Gaza dan tahun 2014 merupakan yang paling brutal. Lebih dari 2.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel selama tujuh minggu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Update Perang Gaza: Jumlah Korban-Israel Acak-Acak Tepi Barat
