Subsidi Motor Listrik Jokowi Susah Jalan, Ini Saran Pengusaha

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 10/11/2023 19:15 WIB
Foto: Pekerja merapikan kendaraan motor listrik di salah satu dealer motor listrik, Jakarta, Senin (21/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku industri otomotif mengungkapkan penyebab mandeknya insentif untuk motor listrik, salah satunya yakni karena persoalan teknis seperti tidak disetujuinya pengajuan subsidi ini oleh masyarakat.

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Tenggono Chuandra Phoa menyarankan pemerintah perlu memperbaiki sistemnya.

"Kami lihat program ini sangat bagus, cuma ada komplain masyarakat ketika masukin nama nomornya kadang-kadang ditolak, ini gak ada alasan, kenapa? Mungkin dijelaskan sistem ini nolak alasannya kenapa? kan lebih bagus. Produsen nanya kenapa mereka ditolak sehingga pencapaian masih sangat sedikit, semoga pemerintah bisa ubah sistemnya," katanya dalam konferensi pers, Jumat (10/11/23).


Selain pembelian unit baru motor listrik, pemerintah juga memberikan subsidi untuk konversi motor listrik. Semula menganggarkan nilai sebesar Rp 7 juta/unit, namun kini nilainya meningkat jadi Rp 10 juta/unit. Pengusaha pun menyambut baik kebijakan tersebut.

Foto: Pengunjung melihat motor listrik dalam ameran Indonesia Motorcycles Show atau IMOS+ 2023 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (25/10/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Pengunjung melihat motor listrik dalam ameran Indonesia Motorcycles Show atau IMOS+ 2023 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (25/10/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Konversi itu kita dukung bagus sekali. kita dukung lebih banyak lagi konversi dari ICE (bensin) ke EV (electric vehicle). Pasti akan lebih murah kalau makin banyak (yang disubsidi) dia cari cara terbaik masing-masing. Pengusaha happy-happy aja," sebut Tenggono.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setyadi menyebut masalah utama subsidi motor listrik ini ada pada ketidakmampuan diler dalam menalangi subsidi ini, apalagi jika jumlahnya tidak sedikit. Budi menyebut program ini bisa sukses jika ada Kerjasama minimal dengan beberapa pihak, termasuk APM yang seharusnya datang bukan hanya membawa masalah.

"Dari pihak APM kita harapkan tidak hanya konsultasi masalah tapi juga menciptakan satu sistem kerjasama yang kondusif antara APM dengan diler, supaya beban Rp 7 juta itu seperti diharapkan pemerintah jangan jadi beban diler. Kalau itu jadi beban diler kan diler mungkin agak keberatan, cashflow-nya karena mungkin Diler ada keterbatasan," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/9/2023).


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penjualan Motor Listrik 2025 Ambruk 80%, Bikin Prihatin