Internasional

Pengadilan AS Ungkap Profesi yang Doyan "Jajan" PSK

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 November 2023 21:50
Ilustrasi Pekerja Seks Komersial. (AP Photo/Andrew Medichini/File Foto)
Foto: Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK) (ASSOCIATED PRESS/ANDREW MEDICHINI/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah fakta baru terungkap dalam persidangan sebuah kasus prostitusi di Amerika Serikat (AS). Hal ini terkait dengan profesi yang seringkali menikmati industri itu.

Jaksa AS pada hari Rabu mendakwa tiga orang yang menjalankan jaringan rumah bordil kelas atas di kompleks apartemen di Boston dan Virginia Utara. Jaksa federal di Boston menyebut para pekerja seks komersial (PSK) dibayar hingga US$ 600 per jam (Rp 9,5 juta) untuk melakukan hubungan seksual.

Terduga operator rumah pelacuran tersebut, Han Lee dan Jun Myung Lee dari Massachusetts serta James Lee dari California. Merela ditangkap dan didakwa berkonspirasi untuk memaksa dan membujuk perempuan bepergian guna melakukan aktivitas seksual ilegal.

"Penggeledahan tersebut termasuk di rumah bordil yang aktif dan ditemukannya dokumen keuangan, uang tunai, dan perempuan yang diyakini terlibat dalam prostitusi," menurut catatan pengadilan yang dikutip Reuters, Kamis (9/11/2023).

"Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra federal, negara bagian, dan lokal kami untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang yang menjalankan jaringan ini dan orang-orang yang mendorong permintaan akan jaringan ini," kata Jaksa AS Josh Levy pada konferensi pers.

Menurut dokumen tuntutan, para terdakwa yang dipimpin oleh Han Lee, menggunakan kompleks apartemen kelas atas sebagai rumah bordil. Ini dilakukan di Cambridge dan Watertown, di Massachusetts, serta Fairfax dan Tysons, di Virginia Utara.

Rumah bordil itu mengoperasikan dua situs web yang mengiklankan janji temu dengan wanita Asia. Calon pelanggan menjalani proses pemeriksaan termasuk memberikan foto SIM dan nama majikan mereka.

Pemerintah AS disebut telah menyita domain situs-situs tersebut. Pihak berwenang mengatakan mereka yakin jaringan rumah bordil tersebut berpotensi memiliki ratusan pelanggan, yang menurut Levy "sering kali membayar biaya bulanan untuk menjadi bagian dari klub terlarang ini"

"Pelanggannya termasuk politisi, eksekutif farmasi dan teknologi, dokter, perwira militer, profesor, pengacara, eksekutif bisnis, ilmuwan dan akuntan," tambah keterangan jaksa.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Porsi Burger Kekecilan, Burger King Digugat Konsumen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular