Diakui Sri Mulyani, Jajan Orang RI Tak Sesuai Ekspektasi

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
06 November 2023 18:25
Menteri Keuangan Sri Mulyani Memberi Pemaparan Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Memberi Pemaparan Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui konsumsi rumah tangga Indonesia tidak sesuai ekspektasi. Hal ini yang menjadi salah satu alasan ekonomi dalam negeri melambat hingga mencapai 4,94% secara year on year (yoy) pada kuartal III-2023.

"Untuk konsumsi yang dikeluarkan BPS memang relatif lebih rendah dari yang kita ekspektasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (6/11/2023)

Sri Mulyani menjelaskan, keyakinan konsumen sebenarnya masih cukup tinggi. Hanya saja optimisme tersebut tidak terlihat langsung pada konsumsi.

Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Senin (6/11/2023). (Tangkapan layar BPS Statsik)Foto: Rilis BPS, Senin (6/11/2023). (Tangkapan layar BPS Statsik)

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang perekonomian pada periode Juli, Agustus dan September. Konsumsi tumbuh 5,06% dan memberikan distribusi 52,62%. "Jadi kita melihat consumer konfidcencenya tinggi, namun translationnya kepada konsumsi itu ternyata tidak setinggi yang kita harapkan," terangnya.

"Ini perlu kita lihat pengaruhnya apa, apakah psikologis dengan kondisi yang elnino harga beras naik dan berbagai faktor," tegas Sri Mulyani.

Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III tahun 2023 serta Stimulus Fiskal. (Tangkapan Layar Youtube  PerekonomianRI)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III tahun 2023 serta Stimulus Fiskal. (Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

Konsumsi, kata Sri Mulyani adalah alternatif dari melemahnya ekspor dan impor. Selain pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang secara mengejutkan berhasil tumbuh 5,77%. "Domestic demand kita yang cukup tumbuh sehat akan bisa jadi penopang bagi kompensasi dari ekspor maupun permintaan eksternal yang melemah," paparnya.

Daya beli masyarakat akan didorong melalui sederet bantuan sosial (bansos) yang akan disalurkan pada November dan Desember. Di sisi lain pemerintah juga akan menjaga inflasi, khususnya beras dan pangan lainnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article April-Juni 2024 Hidup Warga RI Berat, Gaji Stagnan & Makan Tabungan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular