Hassan Nasrallah, Bos Hizbullah yang Pernah Kalahkan Israel
Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik bersenjata antara kelompok penguasa Gaza Palestina, Hamas, dengan Israel telah meluas. Salah satu sekutu Hamas di Lebanon, Hizbullah, juga ikut-ikutan menyerbu Negeri Yahudi itu sebagai balasan atas aksinya menyerang Gaza.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa pihaknya memiliki dua tujuan dalam menyerang Israel. Ia menyebut tujuan itu yakni menghentikan pertempuran karena alasan kemanusiaan serta mencapai kemenangan bagi Gaza dan Hamas.
"Perlawanan Islam di Lebanon (Hizbullah) telah melancarkan pertempuran melawan Israel sejak 8 Oktober," kata Nasrallah dalam pidatonya, Jumat (3/11/2023).
Nasrallah sendiri bukanlah orang baru dalam faksi kekuasaan di Timur Tengah. Ia merupakan pemimpin Hizbullah, yang merupakan faksi bersenjata Muslim Syiah di Lebanon, dari tahun 1992.
Ia memulai karirnya pada perang saudara di Lebanon pada tahun 1975. Saat itu, Nasrallah bergabung dengan Amal, kelompok paramiliter Syiah Lebanon yang memiliki hubungan dengan Iran dan Suriah. Setelah itu, ia berangkat ke Najaf, Irak, untuk belajar di seminari Syiah di sana.
Menyusul pengusiran ratusan pelajar Lebanon dari Irak pada tahun 1978, ia kembali ke Lebanon dan berperang bersama Amal, menjadi komandan kelompok lembah Al-Biqāʿ. Setelah invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982, Nasrallah meninggalkan Amal untuk bergabung dengan gerakan Hizbullah yang baru lahir,
Hizbullah sendiri lahir dipengaruhi oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini dan Revolusi Islam tahun 1979 di Iran. Pada akhir tahun 1980-an, Nasrallah naik pangkat di militer Hizbullah dan menjadi tokoh utama dalam bentrokan Hizbullah dengan Amal.
Ketika potensi kepemimpinannya makin jelas, ia pergi ke Iran untuk melanjutkan pendidikan agamanya di Qom. Ia kemudian kembali berperang di Lebanon pada tahun 1989 hingga berakhirnya perang saudara pada tahun berikutnya. Dia mengambil alih kepemimpinan Hizbullah pada tahun 1992 setelah pendahulunya, Sheikh Abbas Al Musawi, terbunuh oleh rudal Israel.
Selama kepemimpinannya, Nasrallah dikreditkan dengan keberhasilan tambahan melawan Israel. Pada tahun 2004 ia mengatur pertukaran tahanan dengan Israel yang dianggap oleh banyak orang Arab sebagai sebuah kemenangan.
Dalam upaya untuk menekan Israel agar melepaskan tahanan tambahan, pasukan paramiliter Hizbullah melancarkan operasi militer dari Selatan Lebanon pada tahun 2006, menewaskan sejumlah tentara Israel dan menculik dua orang. Tindakan ini menyebabkan Israel melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap Hizbullah.
Konflik antara Hizbullah dan Israel kala itu mengakibatkan kematian 1.000 warga Lebanon dan sekitar satu juta lainnya mengungsi. Namun setelah 34 hari berperang, Nasrallah memperoleh kemenangan dan sekali lagi muncul sebagai pemimpin yang dihormati di sebagian besar dunia Arab.
Dikecam Arab Saudi
Sejak mengatakan akan membantu Hamas, Hizbullah dan Nasrallah mendapatkan reaksi dari Arab Saudi. Pangeran Arab Saudi Abdulrahman bin Mosaad mengatakan pernyataan Nasrallah merupakan sebuah kebohongan, dan tidak benar-benar mendukung Palestina.
"Tidak ada keraguan bahwa poros perlawanan adalah kebohongan besar. 100.000 rudal dan senjata besar-besaran yang dimiliki Hizbullah tidak ada hubungannya dengan mendukung perjuangan Palestina," Abdulrahman, mengutip Jerusalem Post, dikutip Minggu (5/11/2023).
Bahkan menurutnya klaim poros perlawanan yang telah menangani masalah Palestina selama bertahun-tahun merupakan sarana implementasi agenda Iran.
"Pidato Hassan Nasrallah yang mengatakan bahwa Operasi Banjir Al Aqsa adalah operasi Palestina saja dan poros perlawanan terkejut dengan hal ini, dan semua yang dikatakan dalam pidato tersebut menghilangkan semua topeng," jelasnya.
Bahkan Abdullah mengatakan semua yang dikatakan Nasrallah adalah ilusi yang didasarkan pada slogan keras.
"Nasrallah tidak mempercayai pidatonya sendiri sampai dia mengatakan bahwa semua upaya harus dilakukan untuk menghentikan perang di Gaza, mengapa anda mengatakan apa yang tidak anda lakukan? sangat menjijikan bahwa kami mengatakan apa yang tidak kamu lakukan," tutur Abdulrahman.
(luc/luc)