Bos Badan Pangan Minta Intervensi Beras Dilanjutkan, Ada Apa?

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
06 November 2023 13:17
Pembongkaran Kapal Impor Beras. (Dok.Bulog)
Foto: Pembongkaran Kapal Impor Beras. (Dok.Bulog)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta dilakukan intervensi lanjutan sampai produksi beras kembali normal. Dia mengatakan, ifnlai nasional bulan Oktober 2023 masih terkendali di 2,56% karena adanya intervensi yang dilakukan pemerintah.

Hal itu disampaikan saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (6/11/2023). Turut hadir Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

"Bu Menteri Keuangan, saya laporkan, kalau kita lihat trennya seperti ini, Oktober, November, Desember (2023). Kemudian Januari, Februari, produksi masih rendah," katanya dalam tayangan akun Youtube Kemendagri.

"Izin berkenan ibu, nanti mungkin siang juga ada ratas dengan Pak Presiden, supaya kita lakukan intervensi sampai dengan produksinya normal," tambah Arief. '

Paparan Kepala Bapanas saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (6/11/2023). (tangkapan layar Youtube Kemendargi)Foto: Paparan Kepala Bapanas saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (6/11/2023). (tangkapan layar Youtube Kemendargi)
Paparan Kepala Bapanas saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (6/11/2023). (tangkapan layar Youtube Kemendargi)

Defisit Melonjak

Mengutip data yang dipaparkan Arief, produksi beras nasional bulan Oktober-Desember 2023 diprediksi bakal lebih rendah dibandingkan konsumsi. Di mana, konsumsi beras nasional diasumsikan sebanyak 2,56 juta ton per bulan.

Secara berturut-turut bulan Oktober-Desember 2023, produksi beras ditaksir hanya mencapai 2,06 juta ton, 1,61 juta ton, dan 1,11 juta ton.

Akibatnya, terjadi defisit sekitar 500 ribu ton, 950 ribu ton, dan 1,45 juta ton.

Meski, secara total, neraca Bapanas menunjukkan, tahun ini masih akan ada potensi surplus sekitar 280.000 ton. Anjlok dalam dibandingkan surplus tahun 2022 yang mencapai 1,34 juta ton.

Di sisi lain, Arief memaparkan, hingga 3 November 2023m stok beras yang dimiliki Bulog tercatat sebanyak 1,428 juta ton.

Dalam paparannya disebutkan, realisasi penugasan impor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini kepada Perum Bulog sudah mencapai 1,712 juta ton selesai bongkar. Sedangkan 505 ribu ton lainnya sisa kontrak dan sedang dalam perjalanan.

Sementara itu, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor lagi 1,5 juta ton, pada awal Oktober 2023 lalu. Dalam paparan tersebut tercatat, 600.000 ton diantaranya sudah terkontrak.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Ini Alasan Pemerintah Batasi Beli Beras Jenis Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular