Internasional

"Bencana" Baru di Beijing China, Warga Pakai Masker Lagi

sef, CNBC Indonesia
02 November 2023 10:00
A surveillance camera points at a terrace of a shopping mall overlooking the skyline of the Central Business District on a polluted day in Beijing, China, November 5, 2021.  REUTERS/Thomas Peter
Foto: China (REUTERS/Thomas Peter)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bencana baru menyelimuti Beijing, China. Wilayah itu kini terancam kabut tebal.

Para ahli mengaitkan kabut asap di Beijing, yang telah berlangsung selama beberapa hari, dengan difusi atmosfer yang buruk. Ini akibat lemahnya arus udara dingin dari utara yang tidak sesuai musimnya.

Jarak pandang di sebagian besar wilayah Beijing turun menjadi kurang dari 500 meter. Warga pun diminta memakai masker.

"Saya tidak menyangka kabut asap akan begitu parah akhir-akhir ini. Masker yang saya bawa hampir habis," kata seorang turis Beijing berusia 24 tahun yang bermarga Gao, dikutip Reuters, Kamis (2/11/2023).

Kondisi sama juga terjadi di Provinsi Hebei dan kota Tianjin. Hebei bahkan berada pada tingkat kewaspadaan polusi tertinggi.

"Polusi udara sedang hingga berat diperkirakan terjadi di wilayah Beijing-Tianjin-Hebei dan kota-kota sekitarnya hingga Kamis, dengan kondisi parah dalam waktu singkat," kata Kementerian Lingkungan Hidup China.

"Meskipun wilayah utara akan membaik pada paruh pertama bulan ini, polusi mungkin masih ada di wilayah selatan," tambahnya.

Observatorium Beijing dalam sepuluh hari terakhir bulan Oktober mencatat suhu rata-rata 3,4 derajat Celcius lebih tinggi dari biasanya. Ini, muat media lokal, memecahkan rekor untuk periode yang sama sejak tahun 1961.

Suhu rata-rata pada bulan tersebut merupakan yang tertinggi kedua dalam 62 tahun terakhir, setelah rekor suhu pada tahun 2006. Namun mulai Kamis malam, udara dingin diperkirakan akan mendorong suhu lebih rendah, mungkin ke titik terendah baru.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Tiba-Tiba Beri Warning soal RI, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular