Minyak Belum Stabil, Hati-Hati Harga BBM Masih Bisa Naik Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewanti-wanti kemungkinan naiknya kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, harga minyak mentah dinilai masih belum stabil dan berpotensi masih ada peningkatan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa saat ini kondisi harga minyak mentah dunia masih belum stabil. Walaupun memang, lanjutnya, saat ini Arab Saudi mengurangi ekspor suplai minyak agar harga minyak mentah dunia tetap stabil.
"Saya kira ini kan harga masih tidak stabil. Memang, coba Anda lihat bahwa Hamas semakin keras, tetapi harga minyak bisa turun. Jadi artinya apa, artinya Arab Saudi yang betul-betul menjaga, mengurangi supaya harga tetap. Sejak kemarin dia mengurangi suplai," jelas Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Tidak hanya Arab Saudi yang mengantisipasi lonjakan harga minyak mentah, Tutuka mengatakan bahwa OPEC+ juga turut andil dalam menjaga kestabilan harga minyak mentah dunia.
"Jadi ya perannya Saudi Arabia itu dan OPEC+ itu menentukan," tambahnya.
Namun, dia yakin pada saat tertentu Arab Saudi dan OPEC+ akan kembali menambah suplai minyak mentah untuk menjaga harga dan suplai kebutuhan minyak mentah dunia.
"Tapi pada suatu saat tentu dia akan menambah suplai," tandasnya.
Seperti diketahui, sejumlah badan usaha penyedia BBM di Indonesia, baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta, kompak menurunkan harga BBM non subsidinya.
Sebagai contoh, harga BBM non subsidi Pertamina di DKI Jakarta. Harga BBM Pertamax mulai 1 November dibanderol Rp 13.400 per liter, turun dibandingkan periode Oktober sebesar Rp 14.000 per liter.
Sementara itu, Pertamax Turbo juga turun menjadi Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600 per liter. Untuk harga Dexlite per 1 November 2023 turun menjadi Rp 16.950 per liter dari sebelumnya Rp 17.200 per liter.
Adapun harga Pertamina DEX juga turun jadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter. Terakhir, Pertamax Green 95 turun Rp 15.000 per liter dari sebelumnya Rp 16.000 per liter.
Namun, dengan kondisi ketidakstabilan harga minyak mentah dunia, Indonesia masih harus mewanti-wanti adanya kenaikan harga minyak mentah yang akan berpengaruh pada harga BBM di kondisi konflik geopolitik dunia yang terjadi saat ini.
Sebagai catatan, perang Israel vs Hamas meletus pada 7 Oktober 2023 yang membuat harga minyak bertahan di kisaran US$ 90 per barel. Nilai tukar rupiah juga ambruk pada bulan ini karena pelaku pasar berekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) masih akan memberlakukan kebijakan hawkish.
PT Pertamina sudah mengerek BBM non-subsidi jenis tertentu sejak Juli tahun ini menyusul harga minyak mentah dunia yang melambung. Pada Oktober lalu ada lima jenis BBM non-subsidi yang harganya naik mulai dari Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite,Pertamina Dex, hingga Pertamax Green 95.
Rata-rata harga minyak Brent berada di angka US$ 88,75 per barel sepanjang Oktober 2023. Harganya memang lebih rendah dibandingkan September yang tercatat US$ 92,59 /barel tetapi masih sangat tinggi dibandingkan pergerakan di awal hingga pertengahan tahun.
Rata-rata harga minyak WTI berada di angka US$ 85,56 per barel pada Oktober 2023, lebih rendah dibandingkan dibandingkan September yang tercatat US$ 89,25 /barel.
Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan, formula harga BBM menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan US$ per barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
(wia)