Internasional

Sebut AS Cs Dukung Genosida di Gaza, Pejabat PBB Mundur

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 November 2023 16:40
Craig Mokhiber. (Dok. Departement of Economic and Social Affairs)
Foto: Craig Mokhiber. (Dok. Departement of Economic and Social Affairs)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di New York, Craig Mokhiber, memutuskan untuk berhenti dari jabatannya. Hal ini dilakukannya sebagai protes kepada lembaga multilateral itu yang menurutnya gagal mencegah apa yang ia kategorikan sebagai genosida terhadap warga sipil Palestina di Gaza di bawah pengeboman Israel.

Dalam sebuah surat kepada komisaris tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk, tertanggal 28 Oktober, Mokhiber menyebut peristiwa yang terjadi di Gaza menjadi bukti bahwa PBB kembali gagal dalam mencegah genosida.

"Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya," ujarnya dalam surat itu dikutip The Guardian, Rabu (1/11/2023).

"PBB telah gagal mencegah genosida sebelumnya terhadap Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Kurdistan Irak dan Rohingya di Myanmar. Komisaris Tinggi kami gagal lagi."

"Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi pemukim kolonial etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab. Tidak ada keraguan," tambahnya.

Mokhiber menambahkan bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sebagian besar negara Eropa telah menolak untuk memenuhi kewajiban perjanjian mereka untuk memantau perang seperti Konvensi Jenewa. Menurutnya, negara-negara itu justru juga mempersenjatai serangan Israel dan memberikan perlindungan politik dan diplomatik terhadap Tel Aviv dalam situasi ini.

Surat pengunduran diri direktur tersebut tidak menyebutkan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera 240 orang. Yang lebih kontroversial lagi, suratnya menyerukan diakhirinya negara Israel secara efektif.

"Kita harus mendukung pembentukan negara sekuler yang demokratis dan tunggal di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, dengan hak yang sama bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi," tulisnya.

"Dan, oleh karena itu, penghapusan kelompok-kelompok yang sangat rasis, pemukim- proyek kolonial dan mengakhiri apartheid di seluruh negeri."

Mokhiber telah bekerja untuk PBB sejak tahun 1992 dan memegang sejumlah peran penting. Ia memimpin tugas komisaris tinggi dalam merancang pendekatan pembangunan berbasis hak asasi manusia, dan bertindak sebagai penasihat senior hak asasi manusia di Palestina, Afghanistan, dan Sudan.

Ia juga pernah tinggal di Gaza pada tahun 1990an. Dalam perannya sebagai direktur kantor komisaris tinggi hak asasi manusia di New York, ia kadang-kadang mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena komentarnya di media sosial. Dia dikritik karena memberikan dukungan terhadap gerakan boikot, divestasi, sanksi (BDS) dan menuduh Israel melakukan apartheid.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Gaza Paling Mematikan, Korban Anak Tembus Rekor!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular