Negara Ini Putuskan Hubungan dengan Israel karena Gaza

Jakarta, CNBC Indonesia - Bolivia resmi memutus hubungan diplomatik dengan Israel. Hal tersebut karena operasi militernya di Gaza.
Ini dikatakan salah satu menteri pemerintahan Presiden Luis Arce, María Nela Prada, Selasa waktu setempat. Bolivia menegaskan menuntut gencatan senjata segera.
"Kami menuntut diakhirinya serangan di Jalur Gaza yang sejauh ini telah merenggut ribuan nyawa warga sipil dan menyebabkan pengungsian paksa warga Palestina," tegasnya di La Paz, dikutip The Guardian, Rabu (1/11/2023).
Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani juga mengecam tindakan Israel di wilayah kantong Palestina itu. Tindakan Israel, kata dia, mengancam perdamaian dan keamanan internasional.
"Agresif dan tidak proporsional," tegasnya dikutip BBC International.
Langkah pemutusan hubungan diplomatik ini sebelumnya juga diteriakan mantan presiden Evo Morales. Ia menyerukan negaranya untuk memutuskan hubungan dengan Israel karena "situasi mengerikan yang dihadapi rakyat Palestina".
Morales bahkan menuntut Israel diklasifikasikan sebagai "negara teroris". Melalui media sosial X, ia meminta Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu,dan "antek-anteknya" diadukan ke pengadilan pidana internasional karena genosida dan kejahatan perang.
Bolivia adalah negara Amerika Latin pertama yang memutuskan hubungan dengan Israel karena konflik tersebut. Mereka menyerukan gencatan senjata dan mengatakan akan mengirimkan bantuan ke Gaza.
Negara ini baru memulihkan hubungan dengan Israel pada tahun 2019. Itu satu dekade setelah hubungan mereka terputus akibat serangan sebelumnya di Jalur Gaza.
Sementara itu, Chile dan Kolombia juga dilaporkan memanggil pulang duta besarnya dari Israel.
Presiden Chile, Gabriel Boric, mengumumkan bahwa dia telah memanggil duta besar negaranya di Tel Aviv untuk membahas "pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang tidak dapat diterima", yang menurutnya dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Sementara Presiden Kolombia, Gustavo Petro pun menyamakan tindakan Israel dengan tindakan Nazi yang dilakukan Adolf Hitler. Ia menyebut "pembantaian rakyat Palestina sedang dilakukan Israel".
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, pekan lalu juga mengkritik apa yang disebutnya sebagai "kegilaan PM Israel yang ingin menghancurkan Jalur Gaza". Ia mengatakan Netanyahu lupa, bahwa tidak hanya ada tentara Hamas di sana tetapi juga perempuan dan anak-anak.
"Siapa yang menjadi korban besar perang ini," tegasnya.
"Hanya karena Hamas melakukan aksi teroris terhadap Israel, bukan berarti Israel harus membunuh jutaan orang yang tidak bersalah," tambah Lula dalam wawancara lainnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kudeta Militer Gagal Total di Bolivia, Mengapa Ini Terjadi?
