Hamas: Rusia Teman Terdekat Kami
Jakarta, CNBC Indonesia - Hamas menyatakan bahwa Rusia adalah "teman terdekat kami". Hal ini disampaikan juru bicara kelompok tersebut jelang rencana operasi darat Israel dan rencana pemulangan sandera yang telah ditahan di Jalur Gaza selama tiga minggu terakhir.
Anggota senior Hamas Mousa Abu Marzouk mengatakan kelompoknya telah menerima daftar dua warga negara Rusia yang mungkin disandera di Gaza. Ia menyebut Hamas saat ini sedang berusaha menemukan delapan sandera Rusia dan bersiap untuk membebaskan mereka.
"Dari pihak Rusia, melalui Kementerian Luar Negeri, kami menerima daftar warga negara yang memiliki kewarganegaraan ganda," kata Marzouk kepada kantor berita RIA Novosti, seperti dikutip dari Newsweek, Senin (30/10/2023).
"Kami sangat memperhatikan daftar ini dan akan memprosesnya dengan hati-hati, karena kami memandang Rusia sebagai teman terdekat kami," ujarnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov kepada kantor berita TASS pada Minggu mengatakan dalam pertemuan di Moskow akhir pekan lalu, perwakilan Hamas berjanji "untuk merespons, membantu, menemukan mereka dan mengambil semua tindakan untuk membebaskan orang-orang Rusia."
"Kontak dan tindakan Rusia di Timur Tengah dan organisasi internasional difokuskan terutama pada pembebasan segera sandera yang ditahan di Jalur Gaza, serta penyelesaian masalah terkait dengan memastikan evakuasi warga Rusia dan warga asing lainnya dari wilayahnya," ujar pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Israel pada Jumat.
Lebih dari tiga minggu setelah kelompok Hamas melancarkan serangkaian serangan terkoordinasi terhadap Israel, sekitar 200 lebih sandera yang dibawa ke Gaza yang dikuasai Hamas belum dibebaskan.
Empat sandera yang ditahan oleh Hamas telah dibebaskan, termasuk Yocheved Lifshitz yang berusia 85 tahun, dan mereka yang tersisa di wilayah tersebut diperkirakan berjumlah 229 atau 230 orang. Hamas mengatakan hingga 50 sandera Israel telah tewas dalam serangan udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza.
Israel telah melancarkan serangkaian serangan darat di Gaza utara, dan IDF mengatakan pada bahwa pasukannya memperluas operasinya bersamaan dengan serangan udara yang berkelanjutan.
Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel selama serangan mendadak pada 7 Oktober, menurut The Associated Press, mengutip pemerintah Israel. Otoritas kesehatan yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan jumlah korban tewas di antara 2,3 juta penduduk Jalur Gaza kini telah melampaui 8.000 orang.
(luc/luc)