
Potret Kepedihan Warga Palestina, Tiada Hari Tanpa Tangisan!
Dalam situasi konflik yang terus berkecamuk, warga Palestina menghadapi setiap hari dengan air mata, rasa takut akan kehilangan keluarga mereka.

Seorang pria asal Palestina Mohammed al-Akhras tengah berduka atas putrinya Jana dan istrinya yang terbunuh oleh serangan Israel, saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, (26/10/2023). (REUTERS/Mohammed Salem)

Mohammed al-Akhras hanya dapat menangis sambil memeluk jenazah sang putri tercinta, dan istrinya yang terbaring sebelahnya yang sudah ditutupi kain. Perang Israel di Gaza, Palestina masih terjadi. Bahkan di hari ke-20 kehancuran terus terlihat di wilayah kantong itu. (REUTERS/Mohammed Salem)

Angka korban dilaporkan terus meningkat seiring serangan udara Israel yang tak berakhir. Israel juga mulai melakukan serangan darat dengan tank-tank militer memasuki Gaza. (REUTERS/Mohammed Salem)

Dalam situasi konflik yang terus berkecamuk, warga Palestina menghadapi setiap hari dengan air mata, rasa takut akan kehilangan keluarga mereka. Kementerian Kesehatan Palestina merilis jumlah korban terbaru. Mengutip Reuters, setidaknya 7.028 warga Palestina telah tewas, termasuk 2.913 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. (REUTERS/Mohammed Salem)

Hampir setiap harinya, warga Palestina harus meneteskan air mata saat mereka menunaikan salat jenazah untuk anak atau anggota keluarganya yang menjadi korban serangan Israel yang kejam. (REUTERS/Mohammed Salem)

Selain Mohammed al-Akhras, seorang ayah bernama Ibrahim dari anak laki-laki Elias Abu Shamaleh yang tewas karena kekurangan obat-obatan, berdoa sambil menangis di samping jenazahnya jelang pemakamannya. (REUTERS/Arafat Barbakh)

Ibrahim lalu memakamkan anak tercinta dengan penuh kesedihan. Menurut kesaksian sang paman, Elias Abu Shamaleh terluka dalam serangan udara Israel, kemudian dilarikan ke rumah sakit dan meninggal karena kekurangan obat-obatan. (REUTERS/Arafat Barbakh)s

Kelompok militan Palestina Hamas menyerukan protes di seluruh dunia untuk "menghentikan perang pemusnahan di Gaza". Termasuk membuka penyeberangan Rafah yang menghubungkan Mesir dan Jalur Gaza. (REUTERS/Mohammed Salem)