Internasional

Bisa Mati Kapan Saja, Warga Gaza Bergelang Biru-Nama di Badan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 October 2023 19:40
Orang tua di Gaza menuliskan nama anakdi kaki dan tangan anak-anak mereka. Hal ini bertujuan untuk mempermudah identifikasi saat anak meninggal dunia dalam serangan Israel. (Tangkapan Layar Video Reutes)
Foto: Orang tua di Gaza menuliskan nama anakdi kaki dan tangan anak-anak mereka. Hal ini bertujuan untuk mempermudah identifikasi saat anak meninggal dunia dalam serangan Israel. (Tangkapan Layar Video Reutes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ali El-Daba tak ingin keluarganya di Gaza meninggal dalam satu serangan oleh Israel. Pria berusia 40 tahun itu kemudian terpaksa memecah belah keluarganya ke beberapa wilayah.

Dia mengatakan istrinya Lina (42) menjaga dua putra dan dua putri mereka di Kota Gaza di utara. Dia sendiri pindah ke Khan Younis di selatan bersama tiga anak lainnya.

El-Daba mengatakan dia bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Setelah melihat mayat-mayat terkoyak akibat pemboman dan tidak dapat dikenali, ia pun membeli gelang tali biru untuk anggota keluarganya dan mengikatnya di kedua pergelangan tangannya.

"Jika terjadi sesuatu... dengan cara ini saya akan mengenali mereka," katanya, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/10/2023).

El-Daba bukan satu-satunya keluarga yang menggunakan gelang tanda pengenal untuk mengindentifikasi jika anggota keluarganya meninggal akibat perang Israel di Gaza. Keluarga Palestina lainnya juga membeli atau membuat gelang untuk anak-anak mereka.

Bahkan beberapa di antaranya menuliskan nama mereka di beberapa bagian tubuh masing-masing agar memudahkan proses identifikasi. Ahmed Abu Al-Saba (35) salah satunya.

"Jika pesawat pendudukan Israel mengebom kami," katanya sebagaimana dimuat media Turki, Anadolu.

Al-Saba tak sendiri. Banyak orang tua lain melakukan itu. Ini bukan tanpa sebab. Setidaknya 2.055 anak-anak telah terbunuh oleh serangan Israel sejak Tel Aviv mengumumkan perang ke Hamas, penguasa daerah itu, dua pekan lalu.

"Ada banyak syuhada, terutama anak-anak, yang keluarganya sulit dijangkau," katanya Al-Saba lagi. "Penjajahan tidak membeda-bedakan dan bom ada di mana-mana."

Hal sama juga dimuat media AS, CNN International. Diceritakan bagaimana mayat anak-anak tergeletak di rumah sakit Gaza dengan salah satu kaki memperlihatkan tulisan dengan tinta hitam di kulit mereka.

"Kami menerima beberapa kasus di mana orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki dan perut," kata kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, Dr. Abdul Rahman Al Masri.

"Para orang tua khawatir apa pun bisa terjadi dan tidak ada yang bisa mengidentifikasi anak-anak mereka," tambahnya. "Ini berarti mereka merasa menjadi sasaran kapan saja dan bisa terluka atau menjadi martir."

Seorang warga juga mengatakan bagaimana anak-anak Gaza hilang tanpa tahu rimbanya karena serangan Israel. Beberapa ditemukan dengan kondisi memilukan mulai dari patah bagian tubuh hingga bagian badan yang hilang.

"Ini adalah fenomena baru yang baru saja dimulai di Gaza," kata seorang warga berbicara lirih.

"Banyak anak-anak yang hilang, banyak yang sampai di sini dengan tengkorak patah... dan tidak mungkin untuk mengidentifikasi mereka, hanya melalui tulisan itulah mereka dapat diidentifikasi," katanya.

Sebelumnya pemakaman massal telah diizinkan oleh ulama Muslim setempat. Sebelum dimakamkan, petugas medis menyimpan gambar dan sampel darah orang mati dan memberi nomornya.

Sebanyak 756 warga Palestina, termasuk 344 anak-anak, tewas dalam 24 jam terakhir, kata kementerian kesehatan Gaza pada Rabu. Dikatakan setidaknya 6.546 warga Palestina telah tewas akibat pemboman Israel sejak 7 Oktober, termasuk 2.704 anak-anak.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gaza "Kolaps" Diserbu Israel, Satu Juta Warga Mengungsi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular