Internasional

Perang Minggir Dulu, Raja Malaysia Mau Diganti

sef, CNBC Indonesia
Kamis, 26/10/2023 16:40 WIB
Foto: Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah dan Ratu Azizah Aminah Maimunah bersama Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim dan istrinya Wan Azizah Wan Ismail (MOHD RASFAN/POOL/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Raja Malaysia Abdullah Sultan Ahmad Shah baru naik takhta pada tahun 2019. Namun di bawah sistem monarki yang unik di Malaysia, ia akan diganti.

Ini karena Negeri Jiran menerapkan sistem bergilir kepada sultan-sultan di sembilan negara bagian untuk menjadi raja. Saat ini, sudah tiba saatnya ia memberi jalan bagi kepala negara baru.


Mengutip Strait Times dan Washington Post yang melansir Bloomberg dan media lokal, negeri itu akan segera membuat konferensi penguasa, Jumat. Ini guna memilih raja baru.

"Raja dinobatkan pada akhir bulan Januari," tulis media itu, dikutip Kamis (26/10/2023).

Perlu diketahui, sistem rotasi monarki di Malaysia membuat masing-masing raja negara Melayu, bergantian memimpin negara itu selama lima tahun. Kali ini, kemungkinan Sultan Ibrahim Sultan Iskandar dari Johor akan menjadi raja yang berikutnya.

Sistem ini dimulai ketika Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957. Disebutkan bagaimana dinasti-dinasti lama yang berkuasa berupaya mempertahankan status dan kekuasaan mereka.

"Raja akan didahulukan atas semua orang di federasi," menurut konstitusi.

"Kekuasaannya lebih luas dibandingkan kekuasaan masing-masing sultan," tambahnya.

"Hal ini termasuk memiliki keleluasaan tunggal untuk menunjuk perdana menteri (PM) dan menolak permintaan pembubaran parlemen," muat konstitusi lagi.

Raja juga menandatangani undang-undang dan menunjuk menteri dan wakilnya, hakim pengadilan dan peran penting lainnya di tingkat nasional atas saran PM. Setelah dinobatkan, raja harus melepaskan kekuasaan yang terkait dengan negaranya sendiri, meskipun ia tetap mempertahankan otoritas agamanya.

"Raja tidak diperbolehkan terlibat aktif dalam perusahaan komersial apa pun," tambah konstitusi.

Raja Abdullah Sultan Ahmad sendiri memimpin dengan sejumlah turbulensi di perpolitikan Malaysia. Bagaimana PM negara itu berganti dan membuat situasi gonjang-ganjing antara PM saat ini Anwar Ibrahim dan eks PM Muhyiddin Yassin di 2022 lalu.

Sementara itu, dikutip dari Bernama dan News Strait Times, Sultan Johor Ibrahim Sultan Iskandar dalam wawancara akhir September menyebut dirinya siap mengambil alih tanggung jawab. Kesejahteraan rakyat akan menjadi prioritasnya.

"Ini bukan promosi," ungkapnya dalam wawancara itu.

"Ini adalah tanggung jawab. Saya siap untuk mengambil alih atas nama saudara saya (Raja Abdullah Sultan Ahmad)," katanya.

"Rakyat akan jadi yang utama," tegasnya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Menerima Kunjungan PM Malaysia