Janji Ganjar-Mahfud Ekonomi Tumbuh 7% Diragukan Ekonom

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
26 October 2023 14:15
Bakal calon Presiden Ganjar Pranowo bersama bakal calon Wakil Presiden Mahfud MD saat melakukan pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Bakal calon Presiden Ganjar Pranowo bersama bakal calon Wakil Presiden Mahfud MD saat melakukan pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilihan umum 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (19/10/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua ekonom satu suara bahwa janji pertumbuhan ekonomi yang diutarakan bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md berat untuk dicapai. Mereka menyatakan janji pertumbuhan ekonomi 7% yang ditargetkan keduanya akan menghadapi tantangan.

"Pertumbuhan 7% memang cukup optimistis, bahkan overshoot," kata Direktur Center of Economics and Law (Celios) Bhima Yudhistira ketika dihubungi, Kamis (26/10/2023).

Bhima menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami banyak tantangan, bahkan sejak 2024. Pelemahan ekonomi Cina, kata dia, akan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor, investasi dan pariwisata di dalam negeri. "Fluktuasi harga komoditas juga sulit dipastikan berdampak positif," kata dia.

Sebelumnya, dua paslon capres-cawapres Ganjar-Mahfud sudah membeberkan visi-misi mereka termasuk mengenai ekonomi. Ganjar-Mahfud menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7%. Pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata 7% itu merupakan strategi agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara dengan pendapatan menengah atau middle income trap.

Strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi ramah lingkungan, serta pertumbuhan industri manufaktur di angka 7,5-8%.

Bhima mengatakan target itu berat karena harga komoditas yang belakangan ini fluktuatif. Dia mengatakan harga batu bara dan nikel di pasar internasional tak kunjung membaik dibandingkan tahun lalu.

"Sulit berharap ada bonanza harga komoditas yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dari sisi domestik, PR pertumbuhan masih cukup banyak dan sifatnya struktural dari mulai kualitas SDM hingga menurunnya porsi industri manufaktur," kata dia.

Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai target pertumbuhan ekonomi Ganjar-Mahfud berat. Menurut dia, jarang sekali sebuah negara bisa mencapai nilai pertumbuhan sebesar itu. "Dalam sejarahnya jarang sekali terjadi lompatan yang luar biasa," kata dia.

Tauhid ragu dengan target pertumbuhan itu. Terlebih bila melihat faktor pertumbuhan dalam negeri yang masih mengandalkan konsumsi rumah tangga. Dia bilang sulit menggantungkan pertumbuhan ekonomi dari sektor ini. "Tidak mudah untuk lompat ketika pendorong ekonomi masih konsumsi rumah tangga," ujar dia.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Ke KPU Besok, Mahfud Ajukan Cuti 1 Hari Ke Jokowi

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular