Internasional

Kasus Islamofobia di AS Melonjak, Imbas Perang Hamas-Israel

luc, CNBC Indonesia
26 October 2023 10:05
Warga pro-Palestina membawa poster bertulikan 'Hentikan Perang' saat melakukan unjuk rasa di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Minggu (22.10/2023). Aksi unjuk rasa tersebut sebagai kepedulian terhadap warga Palestina onflik antara Israel dan Hamas du Jalur Gaza dan Tepi Barat. (REUTERS/Amel Emric)
Foto: Warga pro-Palestina membawa poster bertulikan 'Hentikan Perang' saat melakukan unjuk rasa di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Minggu (22.10/2023). Aksi unjuk rasa tersebut sebagai kepedulian terhadap warga Palestina onflik antara Israel dan Hamas du Jalur Gaza dan Tepi Barat. (REUTERS/Amel Emric)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang yang pecah di Gaza antara Hamas dan Israel telah memicu serangkaian aksi kekerasan di sejumlah negara.

Insiden antisemitisme dan islamofobia, termasuk serangan kekerasan dan pelecehan online, telah meningkat di AS sejak perang meletus pada 7 Oktober.

Dilansir Reuters, Kamis (24/10/2023), Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan pihaknya menerima 774 pengaduan mengenai insiden yang dimotivasi oleh islamofobia dan bias terhadap warga Palestina dan Arab dari 7 Oktober hingga Selasa. Kelompok tersebut mengatakan ini adalah level tertinggi sejak 2015.

Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat jumlah rata-rata pengaduan pada tahun 2022 dalam jangka waktu yang sama.

Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL) menyatakan bahwa data awalnya menunjukkan peningkatan sebesar 388% dalam insiden antisemitisme di AS dari 7 Oktober hingga Senin dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok ini melaporkan 312 insiden termasuk pelecehan, vandalisme dan penyerangan. Sekitar 190 di antaranya terkait langsung dengan perang antara Israel dan Hamas.

CAIR mengutip seorang pria Palestina berusia 18 tahun yang diduga diserang di Brooklyn, ancaman pembunuhan terhadap sebuah masjid, dan penikaman fatal terhadap seorang anak laki-laki Muslim berusia 6 tahun di Illinois, yang menurut pihak berwenang AS menjadi sasaran karena warga Amerika keturunan Palestina.

ADL mengatakan pengaduan tersebut mencakup pesan-pesan kekerasan, terutama di platform online Telegram, dan demonstrasi di mana "ADL menemukan dukungan tersirat atau tersirat kuat untuk Hamas dan/atau kekerasan terhadap orang Yahudi di Israel."

Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa mereka sedang memantau meningkatnya ancaman terhadap orang-orang Yahudi dan Muslim di tengah konflik tersebut. Adapun Presiden Joe Biden mengecam antisemitisme dan Islamofobia.

Serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober menewaskan lebih dari 1.400 orang. Di sisi lain, serangan udara Israel sejak di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 6.500 orang pada Rabu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Detik-Detik Pasukan Israel Siap Masuki Gaza, Keadaan Mencekam

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular