APBN Balik Defisit di Akhir Tahun, Kas Negara Kosong Dong?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Kamis, 26/10/2023 08:50 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Malam Penganugrahan The Asset Manager 2023. (Tangkapan Layar Youtube Lembaga Manajemen Aset Negara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan berbalik defisit dalam bulan-bulan terakhir pada 2023, setelah sembilan bulan beruntun terus surplus.

Meski drastis berbalik defisit, dia memastikan kas negara masih memiliki dana untuk membiaya operasional pemerintah dan kebutuhan belanja atau pembiayaan pada awal 2024, tatkala penerimaan belum terkumpul optimal.

"Nanti kita masih 2 bulan ke depan itu bisa menghasilkan defisit yang kita upayakan lebih rendah lagi dari 2,3% dari PDB," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta, seperti dikutip


Per 31 September 2023, APBN masih mampu surplus sebesar Rp 67,7 triliun atau setara 0,70% terhadap produk domestik bruto (PDB). Masih jauh dari target defisit tahun ini sebesar Rp 598,2 triliun atau 2,84% dari target 2023.

Surplus ini pun mampu tumbuh 10,6% dari realisasi APBN per September 2022 yang surplus sebesar Rp 61,2 triliun, meskipun dibanding Agustus 2023 yang surplusnya Rp 147,2 triliun turun hingga 54%.

Kondisi surplus itu terjadi karena realisasi pendapatan negara telah sebesar Rp 2.035,6 triliun, jauh lebih tinggi dari belanja negara yang baru Rp 1.967,9 triliun. Padahal target pendapatan negara pada 2023 sebesar Rp 2.637,2 triliun dan belanja negara Rp 3.123,7 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, defisit itu akan terjadi hingga akhir tahun karena akan ada peningkatan belanja negara selama Oktober hingga Desember 2023 mencapai Rp 1.155,7 triliun. Terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 901,3 triliun, dan transfer ke daerah Rp 254,4 triliun.

"Kita sudah memperkirakan belanja pasti akan melonjak karena biasanya memang kementerian lembaga semuanya mulai membayarkan kontrak-kontraknya itu pada November-Desember," kata Sri Mulyani.

"Ini menggambarkan dalam dua bulan ke depan operasi dari fiskal kita sifatnya sangat ekspansif sesuai dengan siklus anggaran." ucap Sri Mulyani.

Meski defisit kembali terjadi pada awal tahun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mencatat, masih ada Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang masih bisa digunakan untuk kebutuhan belanja awal tahun sebesar Rp 226 triliun dan saldo kas negara sebesar Rp 151 triliun.

"Awal tahun itu kan Pak Suryo (Dirjen Pajak) belum menghasilkan, jadi penerimaan negara ya awal tahun nol, tapi tidak berarti kita enggak bayar gaji, kan bayar gaji enggak nunggu sampai kita punya duit, atau membayar kebutuhan pokok, jadi ini bagian dari treasury," tegas Sri Mulyani.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil