Defisit APBN di Bawah 2,3% PDB, Utang RI Tambahnya Gak Banyak

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Rabu, 25/10/2023 16:06 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memaparkan APBNKITA edisi Oktober 2023. (Tangkapan Layar Youtube Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan defisit anggaran pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 lebih rendah dari 2,3% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau Rp486,4 triliun.

"Kemungkinan defisit lebih rendah dari 2,3% dari laporan kita perkirakan Rp486,4 triliun akan bisa ditekan lebih rendah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Rabu (25/10/2023)


Sampai dengan akhir September 2023 APBN surplus sebesar Rp67,7 triliun atau 0,32% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Surplus APBN ditopang oleh penerimaan negara sebesar Rp2.035,6 triliun atau tumbuh 3,1% year on year. Adapun belanja negara tumbuh 2,8% year on year menjadi Rp1.967,9 triliun.

Foto: Manfaat langsung belanjan pemerintah kepada masyarakat. (Dok. Kemenkeu)

Sri Mulyani menyatakan pencairan belanja akan meningkat dalam tiga bulan di akhir tahun, yaitu Oktober, November dan Desember sebesar Rp1.155,7 triliun. Hal ini dikarenakan beberapa proyek baru selesai dan tagihan yang baru masuk.

Meski demikian, Sri Mulyani memastikan APBN dalam kondisi sehat sekalipun situasi global terus memburuk. Pemerintah tetap waspada dari semua dampak yang dimungkinkan muncul mempengaruhi perekonomian dalam negeri. "APBN kita relatif cukup sehat dan kuat saat guncangan-guncangan terjadi," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil