Mentan Amran Diminta Waspadai Fenomena Petani Ogah Tanam Padi

Damiana, CNBC Indonesia
25 October 2023 15:05
Sah! Jokowi Lantik Amran Sulaiwan Jadi Menteri Pertanian (CNBC Indonesia TV)
Foto: Sah! Jokowi Lantik Amran Sulaiwan Jadi Menteri Pertanian (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) yang baru dilantik hari ini, Rabu (25/10/2023), Amran Sulaiman, diminta mewaspadai adanya fenomena petani mulai ogah-ogahan menanam padi. Mentan diminta fokus mengatasi fenomena tersebut, di sisa masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti diketahui, Amran Sulaiman didapuk kembali menjadi Mentan oleh Presiden Jokowi, menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang tersandung kasus dugaan korupsi-gratifikasi. Jokosi sempat menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebagai Plt. Mentan.

Amran sendiri pernah menjabat sebagai Mentan di masa pemerintahan Jokowi periode pertama.

Karena itu, Pengamat Pertanian Khudori menilai, Amran sudah tahu seluk beluk 'jeroan' Kementerian Pertanian (Kementan) dengan segenap potensi dan permasalahannya.

"Selamat kepada Pak Amran Sulaiman atas amanah baru yang diberikan oleh Presiden Jokowi. Di sisa waktu yang hampir setahun tentu tidak bisa berharap banyak kepada beliau. Sebab, sektor pertanian itu sektor yang multidimensi, multisektor, dan multiaktor," ujar Khudori.

"Tidak bisa Kementan mentang-mentang sendiri. Pak Amran sebaiknya tidak berambisi membuat terobosan-terobosan baru yang relatif sulit dicapai," katanya.

Dia menuturkan, Plt Mentan Arief Prasetyo Adi, sebenarnya telah mulai mencoba membangun eksositem yang memungkinkan pembangunan pertanian bisa diorkestrasi dengan menciptakan kolaborasi. Termasuk, langkah quick wins peningkatan produksi beras jadi 35 juta ton pada tahun depan.

"Mulai pendetailan peningkatan produktivitas dari 5,2 ton/ha jadi 5,5-5,7 ton/ha, memastikan asuransi pertanian, pendetailan pemanfaatan alsintan yang sudah ada, pendetailan 26 ribu outlet pupuk (subsidi dan komersial), memastikan eksekusi oleh daerah, reward kepada daerah yang berhasil mencapai target, penetapan penanggung jawab wilayah, hingga optimalisasi peran penyuluh," paparnya.

"Padi perlu mendapatkan perhatian serius. Dalam beberapa tahun terakhir produksi konsisten menurun karena luas panen menurun. Di sisi lain konsumsi terus naik. Akibatnya, surplus produksi tahun juga terus menurun," tukas Khudori.

Menurut Khudori, ada kecenderungan petani semakin enggan menanam padi. Gejala itu, katanya, terlihat setidaknya dalam 5 tahun terakhir.

"Ini tampak dari dua gejala. Pertama, luas panen padi menurun dari 11,378 juta hektare (ha) pada tahun 2018 menjadi 10,549 juta ha tahun 2022. Dalam 5 tahun luas panen turun 829 ribu ha," katanya.

"Kedua, luas sawah yang ditanami non-padi juga terus naik. Dari 14.994 ha pada tahun 2019 jadi 18.311 hektare tahun 2021. Tanpa banyak disadari, di lahan sawah seluas 7,4 juta hektare saat ini, telah berkompetisi aneka tanaman pangan," jelas Khudori.

Dia mengatakan, ada persaingan komoditas yang ditanam petani, terutama antara padi, jagung, kedelai, dan tebu.

"Mengapa kian banyak petani emoh menanam padi? Dugaan saya karena usaha tani ini tidak lagi menarik dari sisi ekonomi. Ini perlu dipastikan dan dicamkan oleh Pak Mentan baru," kata Khudori.

Dia pun menyoroti hantaman beruntun yang kini berdampak ke sektor pangan dunia, termasuk Indonesia. Mulai dari krisis, pandemi, hingga resesi di sejumlah negara di dunia. Dan kini berujung pada pengetatan ekspor pangan oleh sejumlah negara.

"Ini pelajaran penting karena terlalu riskan menggantungkan pangan 278 juta warga kepada pangan impor. Jika Pak Amran fokus mengerjakan hal-hal yang membangun fondasi ke depan, ada harapan sektor pertanian akan pelan-pelan melompat dan naik kelas. Semoga," pungkasnya.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balik Jadi Mentan Lagi, Amran Sapa ASN Kementan di Kantin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular