Tak Hanya AS, Rusia Incar Proyek Pembangkit Nuklir di RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
24 October 2023 19:55
Ilustrasi Tambang Uranium. (Dok. Pixabay)
Foto: Ilustrasi Tambang Uranium. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa sejumlah perusahaan asing tertarik untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Perusahaan tersebut diantaranya berasal dari Amerika Serikat (AS) hingga Rusia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan saat ini terdapat tiga perusahaan yang berminat untuk membangun PLTN di tanah air. Selain, ThorCon Power Indonesia, perusahaan AS lainnya yang melirik untuk membangun PLTN di Indonesia yakni NuScale.

"Setahu kami yang sedang jalan selain ThorCon itu nuScale, sudah tanda tangan dengan Indonesia Power, kerja sama studi lagi jalan NuScale yang AS itu," kata Yudo ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (24/10/2023).

Selain kedua perusahaan yang berasal dari AS tersebut, perusahaan yang selanjutnya berminat untuk membangun PLTN di Indonesia adalah Rosatom. Adapun perusahaan ini berasal dari Rusia.

"Salah satu juga yang menawarkan tiga-empat minggu lalu di Wina, IAEA General Conference, itu dari Rusia Rosatom kalau mereka sudah lama sekali, bertahun-tahun komunikasi terus," ujarnya.

Lebih lanjut, Yudo menjelaskan bahwa untuk NuScale sendiri rencananya bakal mengembangkan PLTN skala kecil atau Small Modular Reactor (SMR). Teknologi SMR diyakini lebih aman untuk wilayah dan pulau-pulau terpencil di Indonesia.

Adapun Rosatom bakal mengembangkan pembangkit nuklir skala besar. Salah satu yang tengah dibangun Rosatom ialah pembangkit nuklir di Bangladesh.

"Ada yang mereka lagi bangun di Bangladesh contoh, cukup besar itu skalanya. Terus juga mereka punya yang kecil SMR sekarang yang ada, sekarang itu yang beroperasi dari Rusia, Rosatom dipakai untuk kapal pemecah es, itu tempatnya di utara sana, jauh di utara untuk memecah es," tambahnya.

Sebelumnya, PT ThorCon Power Indonesia menyampaikan tengah bersiap untuk membangun PLTN pertama di Indonesia yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2030 mendatang.

Chief Operating Officer ThorCon, Bob S. Effendi mengatakan bahwa nantinya pada November 2024 mendatang, pihaknya akan memulai pemotongan baja pertama yang akan dilakukan di galangan kapal Korea Selatan.

Setelah itu, Bob menargetkan pada tahun 2027 mendatang, unit PLTN akan sampai di Indonesia. Lokasi yang dipilih pun berada di Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, izin operasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) ditargetkan pada tahun 2029 mendatang.

"Target operasi komersial 2030, First steel cutting (pemotong baja Pertama) di galangan kapal di korsel, November 2024, unit PLTN sampai lokasi 2027, target izin operasi Bapeten 2029," jelasnya kepada CNBC Indonesia.

Dia mengungkapkan bahwa linimasa yang ditargetkan dalam proses pembangunan PLTN dalam negeri ini masih didiskusikan lebih lanjut dengan pihak Bapeten. Selain itu, ia juga menerangkan bahwa nantinya PLTN yang digadang-gadang akan menjadi calon PLTN pertama di Indonesia tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 500 megawatt (MW).


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Peringatkan AS: Jangan Ultimatum Kami Soal Nuklir!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular