Ganjar Bicara Ilegal Fishing-Rumput Laut, Ajak Investor Masuk
Jakarta, CNBC Indonesia - Calon presiden Ganjar Pranowo membeberkan sejumlah agenda yang akan diusungnya ke depan. Salah satunya adalah peluang ekonomi biru. Dia pun mengajak investor mau melirik pengembangan ekonomi biru di Indonesia.
Dalam pidatonya saat menghadiri 11th US-Indonesia Investment Summit Mapping the Legacy, Navigating, the Future 24 Oktober 2023 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (24/10/2023), Ganjar menyoroti posisi Indonesia yang hanya menempati peringkat ke-20 dari 152 negara dalam hal keberlanjutan ekonomi biru.
Dia mengatakan, potensi ekonomi biru Indonesia yang saat ini masih menghadapi tantangan dari praktik penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing). Dan menyinggung potensi-potensi yang belum dikelola secara maksimal.
"Potensi yang ada di laut belum kita kerjakan. Ahli kelautan menyampaikan kepada saya bahwa rumput laut saja, dengan kedalaman kurang lebih sampai 15 meter, dengan pantai Indonesia yang panjang, saya kira negara kita menjadi juara," katanya.
"Pertanyaannya, siapa yang tertarik untuk investasi di sini. Baik dari dalam maupun luar maupun joint venture untuk bisa mengerjakan ini," tambah Ganjar.
Di sisi lain, dia menekankan, pemanfaatan dan pengembangan ekonomi biru, tetap mempertimbangkan perlindungan terhadap lingkungan.
"Ini kalau kita bicara kondisi, termasuk potensi yang berkembang di sektor kelautan, tentu kita ingin mendorong agar sustainable fishery berjalan. Apa pun, kalau terlalu eksploitasi maka potensi kerusakannya akan muncul," tutur Ganjar.
"Kita pernah ramai sekali alat-alat tangkap apa saja yang bisa dipakai karena waktu itu ada kebijakan tentang cangkrang dilarang. Sebagian nelayan protes karena itu lah cara kami menangkap. Kebutuhannya apa sebenarnya? Oh sebagian besar untuk bakso, ikan besar atau ikan kecil digiling," sebutnya.
"Pertanyaannya, kalau itu baby fish, tidak diberi kesempatan untuk tumbuh, maka dia mati muda. Ini lah yang mendorong sustainable fishery yang harus dilakukan, termasuk blue carbon credit," pungkas Ganjar.
(dce/dce)