Bukti Terbaru Kim Jong Un Bantu Hamas, Ada Rudal Korut
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Hamas pada Israel disebut ada campur tangan Kim Jong Un. Untuk bisa membombardir pertahanan Israel, kelompok militan itu menggunakan roket buatan Pyongyang, F-7.
Laporan ini diperkuat dengan pernyataan terbaru dari militer Korea Selatan. Disebutkan rudal yang digunakan memang diproduksi oleh negara tetangganya.
"Seorang pejabat dari Kepala Staf Gabungan Korsel (JCF) mengatakan kepada wartawan bahwa jenis roket fragmentasi berdaya ledak tinggi yang digunakan dalam serangan 7 Oktober tampaknya diproduksi di Korut," tulis Nikkei Asia, dikutip Minggu (22/10/2023).
"Namun pejabat tersebut tidak merinci apakah roket tersebut diberikan langsung oleh Korut atau melalui transaksi yang melibatkan negara lain," tambahnya.
Nikkei Asia juga mengutip pejabat, jika peluru artileri yang ditemukan dekat perbatasan Israel merupakan milik Korea Utara.
Sebelumnya dilaporkan sejumlah senjata buatan Korea Utara sudah ada di Iran dalam waktu lama. Ini diungkapkan mantan Duta Besar (Dubes) Israel untuk Korsel, Akiva Tor.
"Kami akan menghancurkan senjata-senjata ini di Gaza," tambah Tor.
Korut diketahui memang mendukung Palestina. Penggunaan senjata asal Pyongyang oleh Hamas juga tak terlalu mengejutkan para analis.
Pasalnya Kim Jong Un punya sejarah panjang dalam memasok senjata ke Hamas dan Hizbullah, kelompok proksi Iran di Lebanon. Perwakilan khusus untuk keterlibatan Suriah tahun 2018-2020, James Jeffrey menjelaskan Korut telah lama mengirimkan senjata serta pengetahuan teknis pada kekuatan radikal di Timur Tengah.
"Saya tidak akan terkejut karena Korut terlibat dalam penjualan dan pengiriman senjata ilegal, baik untuk menghasilkan uang maupun untuk mengacaukan tatanan internasional secara besar-besaran. Oleh karena itu, setiap kali kita mengalami krisis atau konflik baru, ada jejak Korut," jelasnya.
Pihak Korut juga telah angkat bicara soal kabar tersebut. Dalam pernyataan di kantor berita resminya, KCNA, mereka membantah dan menyebutkan informasi tersebut palsu.
Menurut Pyongyang, laporan itu merupakan cara AS mencari kambing hitam pada konflik di Gaza. "Ini hanyalah upaya untuk mengalihkan kesalahan atas krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh kebijakan hegemonik yang salah ke negara ketiga dan dengan demikian menghindari kritik internasional yang berfokus pada kerajaan kejahatan," kata negara itu dikutip AFP.
(luc/luc)