Internasional

Waduh, AS Veto Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Hamas-Israel

luc, CNBC Indonesia
Kamis, 19/10/2023 06:05 WIB
Foto: Rapat darurat Dewan Keamanan PBB Jumat, (25/2/2022) membahas Rusia dan Ukraina. (REUTERS/CARLO ALLEGRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan PBB pada Rabu (18/10/2023) yang menyerukan "jeda kemanusiaan" dalam konflik Israel-Hamas. Alasannya, resolusi tersebut tidak mengakui hak Israel untuk membela diri.

Dua belas dari 15 anggota dewan memberikan suara mendukung resolusi yang diajukan oleh Brasil, yang juga mengutuk "serangan teroris keji yang dilakukan Hamas," sementara Rusia dan Inggris abstain.

AS adalah satu-satunya negara yang memberikan suara menentang, namun sebagai salah satu dari lima anggota tetap badan tersebut, suara mereka dihitung sebagai veto.


"Amerika Serikat kecewa karena resolusi ini tidak menyebutkan hak pembelaan diri Israel," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield setelah pemungutan suara, sebagaimana dikutip AFP.

Langkah ini dilakukan ketika Presiden AS Joe Biden sedang melakukan kunjungan solidaritas di Tel Aviv untuk menunjukkan dukungan kuat AS, namun juga untuk mendesak Israel agar mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza yang terkepung di tengah peringatan akan adanya bencana kemanusiaan di wilayah yang terkepung.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berterima kasih kepada Amerika Serikat karena memveto "resolusi yang sangat buruk," dan mengatakan "Washington terus mendukung kami pada saat dibutuhkan."

Saat berbicara di Dewan Keamanan, Duta Besar Palestina Riyad Mansour memperingatkan bahwa "membunuh lebih banyak warga Palestina tidak akan membuat Israel lebih aman."

Resolusi tersebut mengatakan Dewan "dengan tegas mengutuk semua kekerasan dan permusuhan terhadap warga sipil dan semua tindakan terorisme."

Dikatakan bahwa badan tersebut "dengan tegas menolak dan mengutuk serangan teroris keji yang dilakukan Hamas... dan penyanderaan."

Teks tersebut juga "mendesak semua pihak untuk sepenuhnya mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional.

Human Rights Watch mengecam veto AS, dan mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa hal itu menghalangi Dewan Keamanan "untuk bertindak terhadap Israel dan Palestina pada saat terjadi pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Kementerian Luar Negeri Brasil, yang bulan ini menjabat sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan, juga menyatakan penyesalannya atas pemblokiran pemungutan suara tersebut.

"Brasil menganggap penting bagi komunitas internasional untuk melakukan gencatan senjata dan melanjutkan proses perdamaian," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Pemungutan suara tersebut dilakukan setelah Dewan Keamanan pada Senin menolak resolusi Rusia yang mengutuk meningkatnya kekerasan di Timur Tengah.

Resolusi tersebut tidak menyalahkan Hamas atas serangan mendadaknya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, dan resolusi tersebut ditolak oleh anggota tetapnya yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, serta Jepang.

Adapun serangan terhadap Israel menyebabkan sedikitnya 1.400 orang tewas dan militan Hamas menyandera 199 orang. Israel telah membalas dengan serangan udara yang kini telah merenggut nyawa 3.478 orang.

Bantuan ke Gaza

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah setuju untuk membuka penyeberangan Rafah ke Gaza untuk memungkinkan gelombang pertama truk bantuan kemanusiaan lewat.

"Dia setuju untuk... membiarkan hingga 20 truk lewat," kata Biden kepada wartawan setelah menelepon Sisi dari Air Force One saat kembali dari kunjungan ke Israel.

Pengiriman tersebut kemungkinan besar tidak akan sampai pada Jumat karena jalan di sekitar persimpangan tersebut memerlukan perbaikan.

Pemimpin AS tersebut mengatakan bahwa PBB akan mendistribusikan bantuan tersebut ke pihak lain, dan bahwa bantuan tahap kedua dimungkinkan tergantung pada "bagaimana kelanjutannya."

Namun dia memperingatkan: "Jika Hamas menyitanya, dan tidak membiarkannya lolos... maka konflik ini akan berakhir."

Biden dijadwalkan bertemu Sisi pada Rabu di pertemuan puncak empat negara di Yordania, tetapi pertemuan itu dibatalkan setelah terjadi serangan mematikan di rumah sakit Gaza yang menyebabkan kemarahan di seluruh dunia Arab.

"Intinya adalah dia (Sisi) pantas mendapat pujian karena dia sangat akomodatif," tambah presiden AS.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hamas Siap Negosiasi Untuk Akhiri Perang di Gaza