Serang Israel, Hamas Disebut Kumpulkan Dana Lewat Crypto
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang kripto disebut-sebut menjadi salah satu sumber pembiayaan penyerangan mendadak terhadap Israel oleh kelompok Hamas.
Wall Street Journal (WSJ), mengutip tinjauan atas perintah penyitaan pemerintah Israel dan laporan analisis blockchain, melaporkan selama setahun menjelang serangan, Hamas, Jihad Islam Palestina, dan sekutu mereka di Lebanon, Hizbullah, disebut menerima sejumlah besar dana melalui kripto.
Berdasarkan analisis yang ditunjukkan oleh peneliti kripto terkemuka Elliptic, dompet mata uang digital yang ditautkan oleh otoritas Israel ke PIJ menerima kripto sebanyak US$93 juta antara Agustus 2021 dan Juni tahun ini.
Menurut penelitian oleh perusahaan analitik dan perangkat lunak kripto lainnya, BitOK yang berbasis di Tel Aviv, dompet yang terhubung ke Hamas menerima sekitar US$41 juta selama periode waktu yang sama.
Kelompok dari PIJ bergabung dengan Hamas pada Sabtu dalam menyerbu ke Israel dari Jalur Gaza, menewaskan sekitar 900 warga sipil dan menculik sedikitnya seratus lainnya. Setidaknya 700 warga Palestina tewas sejak Israel membalas dengan gelombang serangan di Gaza.
Para peneliti yang mempelajari pendanaan Hamas mengatakan kripto tetap menjadi salah satu dari sejumlah alat yang digunakan kelompok tersebut untuk mengumpulkan dana, termasuk membawa uang tunai ke Gaza dari Mesir. AS mengatakan Iran telah lama menjadi penyumbang utama kelompok tersebut, dengan memberikan dana reguler dari Teheran sekitar US$100 juta per tahun.
"Kripto adalah salah satu kekuatan mereka," kata Joby Carpenter, spesialis kripto dan keuangan gelap di ACAMS, sebuah kelompok industri untuk profesional pemberantasan kejahatan keuangan.
Hamas secara terbuka berupaya mengumpulkan dana dalam bentuk kripto setidaknya sejak tahun 2019, ketika Brigade al-Qassam mulai meminta pendukungnya di saluran Telegramnya untuk menyumbangkan bitcoin.
"Realitas jihad adalah pengeluaran usaha dan energi, dan uang adalah tulang punggung perang," tulis kelompok tersebut dalam sebuah postingan, melampirkan alamat dompet yang menerima sekitar US$30,000 dalam bentuk bitcoin pada tahun itu.
Hamas berhenti mempublikasikan alamat donasinya untuk melindungi anonimitas donor setelah penyelidik Israel dan AS melacak transaksi di blockchain, buku besar yang mengumpulkan data pada semua transaksi mata uang digital.
Hamas sejak itu beralih ke pemroses pembayaran yang menghasilkan alamat kripto dan membantu mengaburkan dompet mata uang kripto mereka yang sebenarnya, dengan menyematkan tautan ke pemroses tersebut di halaman penggalangan dana situs web mereka.
Analisis Elliptic menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak hanya mengumpulkan dana melalui kripto tetapi juga menggunakan kripto untuk memindahkan dana dalam organisasi mereka.
Perusahaan riset yang berbasis di London menemukan bahwa kelompok-kelompok terpisah juga mentransfer dana antar dompet masing-masing, dengan PIJ mengirimkan lebih dari US$12 juta dalam bentuk kripto ke Hizbullah sejak tahun 2021.
Namun sayap bersenjata Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, tidak menanggapi permintaan komentar tentang penggunaan kripto oleh kelompok tersebut. PIJ dan Hizbullah tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait hal tersebut.
Meski begitu, tidak dapat ditentukan apakah kripto yang mereka terima langsung digunakan untuk membiayai penyerangan tersebut. Juga tidak dapat ditentukan berapa banyak kripto yang disita otoritas Israel dari dompet tersebut. Para peneliti mengatakan jumlah tersebut mungkin merupakan persentase kecil dari keseluruhan jumlah dana yang mengalir melalui mereka.
(fsd/fsd)