Waspada! IMF Bilang Dunia Tertekan Utang yang Menumpuk

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
13 October 2023 15:55
Managing Director IMF Kristalina Georgieva dalam Indonesia Sustainability Forum 2023. (Tangkapan Layar youtube  Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)
Foto: Managing Director IMF Kristalina Georgieva dalam Indonesia Sustainability Forum 2023. (Tangkapan Layar youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF Kristalina Georgieva mengungkapkan bahwa banyak negara-negara di dunia kini tengah menghadapi tekanan utang yang signifikan.

Kondisi ini kata dia terjadi beberapa tahun terakhir akibat tekanan pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah mendorong belanja besar-besaran untuk mempertahankan aktivitas ekonomi lalu tertekan tingkat utangnya akibat tren suku bunga yang tinggi.

"Karena selama beberapa tahun terakhir, pemerintah maupun pelaku bisnis harus meminjam untuk mempertahankan fungsinya. Akibatnya utang menumpuk di mana-mana dan lebih tinggi dari yang seharusnya," kata Kristalina dalam agenda Joint IMF - World Bank Seminar: Reform Priorities for Tackling Debt, Jumat (13/10/2023).

Dari negara-negara berpendapatan menengah (middle income countries) ataupun emerging markets kini menurut Kristalina 20% nya tengah menghadapi tekanan utang atau debt distress meski tak sampai pada tingkat krisis utang (debt crisis).

Dia tak merincikan negara mana saja dan jumlah rincinya yang tengah menghadapi tekanan utang tersebut. Namun, ia menekankan, kondisi yang lebih buruk terjadi pada negara-negara berpendapatan rendah atau low income countries.

Negara-negara itu menurutnya telah terpukul tiga kali dalam beberapa tahun terakhir. Pertama, mereka tidak memiliki penyangga dalam melindungi fiskalnya saat ekonomi dunia tengah terguncang seperti saat ini.

"Hampir tidak ada penyangga, dan apapun yang mereka miliki, telah lenyap," ucap Kristalina.

Kedua, ia melanjutkan, meski sudah tidak memiliki apapun, mereka harus tetap mengambil utang di tengah tingginya suku bunga saat ini. Tujuannya tak lain hanya untuk melindungi rakyat mereka.

"Karena suku bunga yang tinggi, mereka meminjam untuk menghidupi rakyatnya dan sekarang suku bunga menggerogoti pendapatan mereka," tegasnya.

Ketiga, dia melanjutkan saat ini tidak ada dukungan apapun dari dunia internasional untuk negara-negara berpendapatan rendah, karena semua tengah berusaha memperbaiki kondisi perekonomiannya masing-masing.

"Inilah sebabnya mengapa saya di sini menyerukan pengumpulan sumber daya untuk memberikan suku bunga nol bagi negara-negara tersebut, untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga kami dapat membantu negara-negara itu," ujar Kristalina.

Mengutip daftar Low-income countries Debt Sustainability Analysis for Poverty Reduction and Growth Trust per 31 Agustus 2023, setidaknya ada sejumlah negara yang tengah dalam kondisi debt distress. Di antaranya Congo, Ghana, Grenada, Laos, Malawi, São Tomé and Príncipe, Somalia, Sudan, Zambia, dan Zimbabwe.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rasio Utang RI 38,68% dari PDB, IMF Ramal Bakal Terus Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular