Terkuak, Ini 3 Tugas Jokowi ke Ahok Jadi Komisaris Pertamina
Jakarta, CNBC Indonesia - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok buka-bukaan perihal tugas dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menjabat menjadi sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Setidaknya ada 3 tugas utama Presiden Jokowi kepadanya.
Ahok mengungkapkan bahwa dirinya diberikan tugas oleh Presiden RI Jokowi untuk memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan, tidak memberatkan APBN, dan menjaga tingkat inflasi.
"Apa tugas dari Bapak Mas Kaesang (Jokowi)? minimal tiga katanya, perbaiki defisit anggaran berjalan, jadi gimana pun usahakan jangan banyak impor," jelasnya dalam kanal Youtube Kaesang Pangarep by GK Hebat, dikutip Jumat (13/10/2023).
Tugas kedua, Ahok melanjutkan, Presiden meminta agar perseroan juga tetap menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak boncos.
Yang terakhir, dia mengatakan dirinya ditugaskan untuk menahan laju inflasi yang disebabkan oleh sektor energi, khususnya dari sisi transportasi.
"Yang kedua jangan bikin APBN nombok terus nih sama Pertamina, lu musti nyumbang duit dong. Nah yang ketiga apa, kamu pegang energi harus usahakan tidak terjadi inflasi oleh energi rumah tangga terutama transport," bebernya. "Nah ide-ide ini yang ditugaskan Presiden untuk dikerjakan," tandasnya.
Seperti diketahui, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 25 November 2019.
Penunjukan Ahok sebagai salah satu pimpinan BUMN strategis sempat membuat heboh publik, terutama dari kalangan pegawai serikat pekerja Pertamina.
Awal kehebohan ini di mulai ketika Erick memanggil Ahok ke Kantor Kementerian BUMN. Setelah berjumpa Erick, Ahok memberikan penjelasan dan mengakui 'dirangkul' untuk bergabung dalam salah satu perusahaan pelat merah strategis.
Pasca pertemuan tersebut, mulai santer terdengar eks Gubernur DKI Jakarta itu akan menempati kursi pimpinan Pertamina, BUMN strategis sektor migas, meskipun tidak ada satupun statement resmi yang keluar dari Kementerian BUMN.
Isu Ahok yang akan menempati pejabat Pertamina pun mulai diperbincangkan publik. Banyak kalangan yang mendukung rencana tersebut, namun tidak sedikit yang menolak.
Beberapa waktu sebelum penunjukannya sebagai Komisaris Utama Pertamina, media sosial sempat diramaikan dengan poster yang diklaim dari Serikat Pekerja salah satu BUMN yang isinya adalah penolakan rencana penempatan Ahok.
Terlepas dari berbagai pro kontra yang terjadi, Ahok telah dipilih menjadi Komisaris Utama Pertamina. Tugas utama yang diemban Ahok, adalah mengurangi impor minyak serta menggenjot pembangunan kilang.
"Saya rasa kan kalau pro-kontra tidak hanya Pak Basuki [Ahok]. Mungkin saya sendiri ada pro-kontra. Pak Chandra [Chandra Hamzah] juga ada pro-kontra. Yang penting kan begini, kasih kesempatan kita bekerja, dan lihat hasilnya," kata Erick saat ditemui di Istana Kepresidenan, Kamis (22/11/2019).
Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) kembali mengumumkan kinerja perusahaan pada tahun 2022. Tercatat, laba bersih perseroan melesat menjadi US$ 3,81 miliar atau Rp 56,6 triliun pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$ 2,05 miliar atau mencapai Rp 29,3 triliun.
Tak hanya laba, revenue Pertamina tahun 2022 juga meningkat menjadi US$ 84,89 miliar atau naik 48% dari tahun 2021 yang mencapai US$ 57,5 miliar.
Adapun juga Ebitda Pertamina tahun 2022 ini mengalami lonjakan 47% menjadi US$ 13,59 miliar dari tahun 2021 yang mencapai US$ 9,26 miliar.
"Tahun 2022 bisa kita tutup dengan sejarah tertinggi, Pertamina membukukan keuntungan US$ 3,81 miliar," ungkap Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dalam Konfrensi Pers, Selasa (6/6/2023).
"Capaian ini bukan capaian windfall semata dan sebagainya, ada yang menyatakan ini karena ICP, kurs, ayo kita lihat data. Ini kinerja terbaik dari tahun ke tahun kalau dikatakan kurs tinggi kita pernah alami kurs tinggi beberapa tahun, ICP pernah di atas US$ 100 per barel tapi capaian gak demikian," terang Nicke.
Dia menjabarkan, kontribusi terbesar dari capaian kinerja Pertamina sebenarnya dari pengeluaran. Di mana, Pertamina berhasil melakukan perampingan cost.
Nicke menyebutkan bahwa pada tahun 2012 - 2014 cost dari biaya di tahun tersebut mencapai 93% - 94%. Namun, pada tahun 2022 cost semakin ramping hingga mencapai 89%.
"Itu artinya ada penghematan dan kalau bicara 4-5% dari US$ 84 miliar itu bukan angka kecil dan gak bisa satu dua program, ini program cost optimal. Di mana, ada 267 program yang kita garap selama tahun 2022 untuk melakukan cost efficiency. Dan revenue tahun 2022 tahun terbaik dan kita berharap ini akan terus tumbuh berkelanjutan," tandas Nicke.
(pgr/pgr)