Hilirisasi dan Transisi Jadi Kunci RI Manfaatkan Peluang
Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan industri hilir dan transisi menuju perekonomian hijau di Indonesia menjadi kunci pendorong pertumbuhan dan menciptakan peluang. Strategi ini akan membantu meningkatkan nilai tambah perekonomian nasional, pelestarian lingkungan, dan menciptakan lapangan kerja untuk pertumbuhan jangka panjang.
UOB Indonesia memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,1% pada 2023, dan 5,2% pada 2024, di tengah meningkatnya tantangan global. Hal ini diungkapkan pada UOB Gateway to ASEAN Conference 2023, yang diadakan Rabu (11/10/2023).
Dalam ajang ini, UOB Indonesia mempertemukan para pemimpin bisnis, nasabah, serta mitra dari Indonesia serta negara ASEAN lainnya. Hong Kong, Taiwan, dan China, bersama dengan pejabat Indonesia, dan dihadiri 600 peserta.
Pasalnya, di tengah kondisi perdagangan global yang sarat akan tantangan, ASEAN telah menunjukkan kinerja yang sangat bauk dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Kondisi makro ekonomi dan posisi fiskal di kawasan menjadi stabil berkat pengelolaan tata kelola yang baik, dan kerja sama yang kuat antar negara anggota.
Hal ini menciptakan posisi yang menguntungkan bagi ASEAN yang dapat mengkonsolidasikan rantai pasokan global, dari berbagai industri berskala global sehingga dapat menjadi basis produksi utama.
Dalam menyongsong masa depan, ASEAN harus memperkuat bisnis dan arus perdagangan di kawasan. Berdasarkan arahan tersebut, ekspor tahunan ASEAN diperkirakan akan tumbuh hampir 90% menjadi US$ 3,2 triliun pada 2031.
Deputy Chairman and CEO UOB Wee EE Cheong mengatakan tujuan perusahaan adalah berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi ASEAN dan pertumbuhan berkelanjutan. UOB memiliki jangkauan yang luas di pasar-pasar utama ASEAN dan perwakilan yang kuat di China.
"UOB memiliki rekam jejak yang terbukti dalam membantu perusahaan memasuki pasar baru di ASEAN, melalui layanan konsultasi serta jaringan lokal yang mapan. Sebagai contoh, di Indonesia, kami telah mendukung sekitar 100 perusahaan untuk berekspansi ke negara ini dalam dua tahun terakhir," kata Wee.
Seiring dengan Keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia diharapkan dapat mendorong perekonomian kawasan ke depannya. Hal ini didukung oleh upaya konsisten pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi struktural secara luas untuk menciptakan lingkungan bisnis yang baik dan menarik lebih banyak investor asing.
Contoh dari perkembangan signifikan di adalah upaya berkelanjutan yang dilakukan Indonesia dalam membangun aktivitas pemrosesan dalam negeri untuk industri hilir, dan transisi energi ramah lingkungan yang akan menciptakan nilai lebih bagi perekonomian.
Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan, di tengah ketidakpastian global pihaknya optimistis Indonesia akan terus tumbuh seiring meningkatnya investasi asing, terutama di industri logam dasar. Hal ini akan mendorong aktivitas perdagangan dan permintaan dalam negeri.
"Kami berperan sebagai katalis dan penggerak, antara pemerintah, regulator, investor, dan masyarakat luas dalam rangka menciptakan pertumbuhan bagi Indonesia dan ASEAN. Bersama dengan komitmen jangka panjang UOB Group di kawasan, kami terus membantu bisnis untuk mencapai potensi yang maksimal dan menavigasi tantangan dengan memberikan solusi yang lebih baik," ujar Hendra.
Sementara itu, Ekonom Senior UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan bonus demografi yang paling menjanjikan. Indonesia pun menjadi pintu gerbang strategis untuk membuka potensi perekonomian kawasan.
"Hal ini disebabkan oleh keunggulan iklim investasi di tanah air. Indonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat, optimalisasi infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan ibu kota baru," kata Enrico.
(rah/rah)