Anak Buah Luhut Sebut ASEAN 'Wajib' Punya Ekosistem EV

Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan ASEAN disebut perlu mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara terintegrasi. Dengan begitu kawasan ini bukan hanya menjadi pemain utama dalam perekonomian dunia, melainkan juga untuk pengendalian iklim.
"Kita punya kapasitas untuk mencapainya (pengendalian iklim). Kawasan ASEAN sudah menjadi basis produksi penting bagi industri otomotif dan menjadi hub manufaktur otomotif terbesar ke dua di dunia," kata Plt Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat, dalam UOB Gateway to ASEAN Conference 2023, Rabu (11/10/2023).
Pengembangan ekosistem kendaraan listrik menjadi salah satu fokus hilirisasi mineral di tanah air. Melalui hiliriasi, sumber daya alam Indonesia bisa memberikan nilai tambah pada perekonomian dan transisi energi.
"Jadi banyak potensi hilirisasi untuk transisi energi, bauksit misalnya, Kemudian tembaga yang bisa dimanfaatkan untuk kendaraan listrik dan panel surya," kata dia.
Firman menegaskan, hiliriasi mampu memperkuat fundamental ekonomi tanah air dan memacu pertumbuhan di atas 5%. Bahkan menurutnya jika hilirisasi terus dilakukan, pertumbuhan ekonomi tanah air bisa sekitar 6%. Dengan begitu, visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045 bisa terwujud dengan cara yang berkelanjutan.
"Indonesia akan melanjutkan industrialisasi melalui hilirisasi, dan juga dekarbonisasi bersama-sama untuk mengatasi dampak perubahan iklim," ujar Firman.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! RI Butuh 1.000-an Lulusan Mahasiswa Metalurgi/Tahun
