Duh, Raksasa Eropa Ini Beneran Jatuh ke Jurang Resesi

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi industri Jerman menurun untuk bulan keempat berturut-turut pada Agustus. Data resmi pada Senin (9/10/2023) menambahkan tanda bahwa perekonomian terbesar di Eropa tersebut akan mengakhiri tahun dalam resesi.

Menurut angka yang disesuaikan dari badan statistik Destatis, output turun sebesar 0,2% pada bulan sebelumnya, menyusul penurunan sebesar 0,6% pada bulan Juli. Analis yang disurvei oleh FactSet bahkan memperkirakan penurunan lebih kecil yaitu 0,1%.

Pilihan Redaksi Jerman Hidupkan Lagi PLTU Batu Bara, Ada Apa? 6 Update Perang Hamas-Israel: Jumlah Korban, AS Turun Tangan Perang Hamas Vs Israel: Rusia Buka Suara, Begini Titah Putin

Penurunan pada Agustus didorong oleh terjunnya angka produksi energi sebesar 6,6% dan penurunan sektor konstruksi sebesar 2,%. Meski begitu, ada kabar yang lebih baik untuk sektor otomotif, di mana output meningkat sebesar 7,6%.

Sektor industri penting Jerman telah menghadapi serangkaian hambatan dalam beberapa bulan terakhir. Ini terjadi akibat inflasi dan harga energi yang tinggi ditambah dengan melemahnya perekonomian China berdampak buruk pada kekuatan ekspor tersebut.

Perekonomian Jerman diperkirakan mengalami resesi pada awal tahun dan mengalami stagnasi pada kuartal kedua. Serangkaian data ekonomi yang lemah sejak saat itu telah menambah kekhawatiran akan terjadinya penurunan yang berkepanjangan.

"Output manufaktur Jerman masih sangat lemah," kata ekonom Capital Economics Franziska Palmas, seperti dikutip AFP.

"Dan kami memperkirakan penurunan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," tambahnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya memperkirakan Jerman akan menjadi satu-satunya negara maju yang mengalami kontraksi pada tahun 2023. Lembaga ekonomi terkemuka di negara ini memperkirakan produk domestik bruto akan berkontraksi sebesar 0,6% tahun ini.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News: Ekonomi Kontraksi 0,3%, Jerman Resmi Resesi!